Perubahan profil kepala piston Vario yang tinggi dipastikan juga mengubah spesifikasi kompresi ruang bakar Scoopy.
Kata Endro lagi, kemungkinan akan jadi mendekati kompresinya Vario 110 karbu. Perbandingan kompresi Scoopy 9,2:1, sedang Vario mencapai 10,7:1.
“Seandainya naik jadi 10,5:1, ada risikonya, meski akselerasi jauh lebih baik,” pasti Endro yang berkantor di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Baca Juga: Medan Mencekam, Gara-gara Begal Makin Marak, Driver Ojek Online Pilih Cancel Orderan
Dengan kompresi yang lebih tinggi dibanding standar, Scoopy atau BeAT pakai piston Vario otomatis akan menimbulkan panas yang tinggi juga.
Nah, seandainya lebih panas suhu mesin setelah menggunakan seher Vario 110 di Scoopy kudu pendinginan tambahan.
“Makanya kenapa Vario dikasih pendingin radiator, tapi Scoopy tanpa radiator? Salah satu alasannya kompresi Vario terbilang tinggi dengan cc yang kecil. Belum lagi desain skubek cenderung menutup jalur angin ke mesin,” ulas Endro.
Mesin yang lebih panas, apalagi dipakai harian dengan jarak tempuh yang jauh, berarti akan berisiko biin tenaga turun.
Baca Juga: Salut, Pengemudi Ojek Ini Ogah Antar Penumpang Bukan Muhrim dan Ikhlas Dibayar Berapa Saja
Seandainya power turun berarti malah jadi rugi. “Kompresi jadi lebih tinggi juga akan bikin komponen lainnya pendek. Minimal bearing di kruk-as,” ulas Endro.
Tapi, tidak perlu khawatir. Kompresi yang hanya 9,7 : 1 masih cukup rendah.
Masih bisa meggunakan bahan bakar Premium. Kalau mau lebih bagus lagi dibarengi dengan bensin yang punya angka oktan lebih tinggi. Misalnya menggunakan Pertamax atau Pertamax Plus.
Apalagi Honda BeAT juga sudah dilengkapi kipas pendingin untuk menyeprotkan udara pada blok silinder jadi masih aman.
KOMENTAR