Bisa Fatal Bro! Jangan Coba-coba Merapatkan dan Merenggangkan Gap Busi Sembarangan

Indra Fikri - Kamis, 22 Agustus 2019 | 09:00 WIB
Dok. OTOMOTIF
Ilustrasi kerenggangan celah busi

MOTOR Plus-online.com - Fatal, merapatkan atau meranggangkan gap atau jarak antara pusat elektroda dengan massa busi!

Sebab, gap tersebut menentukan besaran letikan api.

"Gap sesuai aturan memberikan lentikan api yang maksimal," tegas Stephanus Martin, punggawa Pandu Motor.

Gap membuat listrik di ujung elektroda meletikkan api ke titik massa busi.

Baca Juga: Geger Yamaha NMAX Facelift Versi Terbaru, Sudah Bisa Dipesan, Bro!

Baca Juga: Dijual Berbagai Merek dan Tipe Mesin Motor Copotan Utuh Tinggal Pasang, Ini Daftar Harganya

Jika dirapatkan, bisa berefek negatif.

"Kalau direnggangkan dari ketentuan batas pun tak bagus. Karena gap sudah disesuaikan karakter mesin," lanjut martin.

Letikan api busi maksimal jika gap elektroda dan massa pas.

"Jika elektroda menumpul, loncatan apinya tak muncul," jelasnya.

Baca Juga: Jadwal Berubah! Kelas MotoGP Tukeran Sama Moto2 Di MotoGP Inggris 2019

Menurutnya, gap busi yang telah disesuaikan antara 0,6-0,8 mm.

"Tapi, busi iridium, jaraknya lebih rapat. Sebab elektroda iridium tak butuh voltase tinggi untuk lontarkan api," imbuhnya.

Perubahan gap busi kerap terjadi saat bersihkan elektroda.

Bisa karena tergerus, atau karena tertekan.

Baca Juga: Terbongkar Misteri Mesin Motor atau Mobil Mendadak Mati di Atas Rel, Banyak Pemotor Kehilangan Nyawa

Jika merenggang, usaha listrik di ujung elektroda mencapai massa pun membesar.

Alhasil, lontaran api mengecil.

"Terlalu jauh, elektroda tak mampu letikan api ke massa busi. Usaha terlalu berat bikin part lain, semisalnya, koil melemah," jelas martin.

"Kerapatan, lentikan api terlalu cepat terjadi. Letikannya kecil, atau tak sempat meletikkan api. Jadi, mesin sulit hidup," imbuhnya.

Baca Juga: Skutik Yamaha NMAX dan Mobil Suzuki Carry Sama-sama Ringsek, Pemotor Luka Parah di Wajah

Toh diakui, busi yang lemah bisa 'dikuatkan' dengan merapatkan gap.

Jadi, tegangan listrik yang lemah dari elektroda bisa melontarkan api ke massa.

Tapi, hasilnya tetap tidak akan maksimal.

"Kerapatan, sulit gapai rpm tinggi. Power putaran menengah ke atas lemah. Jika terlalu renggang, mbrebet di rpm tinggi, bahkan 'nembak'," tutupnya. 

Baca Juga: Kecelakaan Maut, Honda Revo Fit Hancur Adu Banteng Lawan Truk, Korban Ditutup Koran

Penulis : Indra Fikri
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular