"Kerok deretan kode angka di belt. Kalau terkelupas, berarti itu belt palsu," kata Ario yang berkantor di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Belt atau sabuk CVT yang palsu menurut Ario berbeda dimensinya dengan yang asli.
"Ukuran tinggi gigi dan pinggirnya berbeda dari yang asli. Efeknya melepas panas saat belt bekerja. Usia pakai pendek. Ujungnya merusak komponen lain," jelas Ario.
Harganya lebih murah, tapi berakhir komponen CVT ambruk.
Penulis | : | Niko Fiandri |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR