Lalu, apa yang dirasakan Gerry Salim ketika mengendarai Moto2 yang berbeda spek ini?
"Feelingnya dengan motor sebenernya nyaman, tapi motor Moto2 world GP besar banget power dari bawahnya," ungkap Gerry Salim dikutip dari OtoRace.id.
"Jadi meskipun RPM-nya turun, dibuka lagi tetep langsung mau narik motornya," tambah Bonex Boy, sapaan akrab pembalap asal Surabaya, Jawa Timur ini.
Selain itu untuk menurunkan gigi di motor Moto2 rupanya sudah tak menggunakan kopling lagi, membuat Gerry perlu beradaptasi lagi.
Baca Juga: Triumph Daytona Moto2 Diluncurkan Bareng MotoGP Inggris 2019, Kok Malah Dibully
"Karena waktu turunin giginya juga gak boleh terlalu cepat, biar RPM-nya gak sampai ngelewatin batas," lanjut pemilik nomor start 31 ini.
"Tapi kalau di CEV masih pakai kopling dan turunin giginya juga cepat," sambungnya.
Sayangnya, adaptasi yang dilakukan Gerry dengan hanya turun satu seri di Moto2 Aragon, dianggap tergolong singkat.
"Kalau bisa banyak lap dengan Moto2 World GP pasti juga bakalan ketemu kencengnya. Dan level pembalap Moto2 World GP juga tinggi banget," tutup Gerry Salim.
Diharapkan, dengan modal memacu motor Moto2 yang memiliki power lebih besar, Gerry menjadi lebih optimis untuk turun di FIM CEV Repsol Kepres pekan ini (29/9).
Source | : | OtoRace.id |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR