Kemacetan lebih parah di kota-kota besar, karena angka rata-ratanya mencapai 1,51 untuk 24 kota terbesar dengan populasi di atas 5 juta penduduk.
Studi ini mengukur ongkos kemacetan, dengan fokus pada waktu yang hilang dalam perjalanan seseorang.
Kemudian dihitung biaya operasional kendaraan dan juga tingkat polusi udara.
Informasi tambahan juga dikumpulkan melalui data perjalanan, yang diproyeksikan Google Maps.
Baca Juga: Biang Kemacetan, Pemotor Keluhkan Galian Gorong-Gorong Jalanan Di Cimahi
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, EM Ricky Gustiadi menolak hasil survei tersebut, sebabnya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
Terlebih menurutnya, kota besar lainnya, seperti DI Yogyakarta memiliki tingkat pembangunan infrastuktur yang lebih masif.
Salah satunya proyek underpass Kentungan, sehingga berdampak pula pada tingkat kemacetan di wilayah tersebut.
"Indikator mereka itu apa, biasanya kan waktu tundaan karena antrean panjang, kecepatan rata-rata waktu tempuh, efisiensi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang polutan kendaraan bermotor berupa karbon monoksida," buka Ricky.
Baca Juga: Enggak Sampai Seharian, Cukup Butuh Waktu Segini Untuk Uji Emisi Motor
Source | : | Tribun Jabar |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR