MOTOR Plus-online.com - Suzuki Satria F150 milik Agung Saputro dimodifikasi jadi tampil mewah dan cerah.
Kata Agung yang sekarang tinggal di Manggarai Selatan, Jakarta Selatan ini, untuk mendapatkan tampilan yang seperti sekarang perlu perjuangan lama.
Awalnya modifikasi motor ini pada tahun 2013 dan sudah 3 kali drombak.
Pertama modifikasi mesin jadi 200 cc untuk harian saja, yang kedua 200 cc untuk iseng balap resmi dan terakhir balik lagi untuk harian lagi.
Baca Juga: Tampilan Baru Lebih Macho, Banyak yang Baru di All New Suzuki Satria F150
Baca Juga: Gak Sampai Rp 200 Ribuan, Hub Kopling Suzuki GSX-R150 Bisa Usir Penyakit Suzuki Satria F-150
Dan yang ketiga ini 200 cc untuk harian kembali dengan nuansa standar orisinil.
Katanya pertama kali merombak motor ini berawal dari rasa penasaran mudik pakai motor jelang lebaran 2013 lalu.
Tapi, yang terjadi tidak sampai tujuan kampung halaman yaitu di Pucangsari, Karang Anyar, Jawa Tengah.
Baru sampai Losari, Cirebon, Jawa Barat, Agung dan motornya tercemplung di sebuah kali yang diam dan tidak ada arus.
Dari situ motor mati total, sementara Agung basah berlumpur dan tetap melanjutkan mudik dengan sewa truk dari Losari ke Solo untuk sampai di Karanganyar Jawa Tengah.
Berawal dari situ mulai jenuh, motor servis dikampung halaman tapi larinya tidak karuan seperti Honda Supra X 100.
Coba main ke bengkel teman di Bandung yang notabane bengkel kecil di Soreang Bandung.
Motor dipaksain ke Bandung lewat jalur puncak dengan kondisi gak kuat nanjak.
Baca Juga: Tren Pelek Suzuki Satria F150 di Dragbike, Balap Liar dan Funrace
SPEK MESIN
Di tahun 2013 pertama kali merasakan spek 200 cc harian, dan tercapai untuk pake harian.
Speknya stroke naik 3 mm, seher pakai diemeter 66 mm forged, klep standar, karburator PE28 ori Honda Thailand, noken as Bearing, Koil YZ, CDI BRT Dual Band dan knalpot CLD.
"Begitu balik ke bengkel tahun 2014 mulai tertarik balap resmi, karna disana rutin ada latian dragbike dan event juga tepatnya di sirkuit Brigif ,Cimahi ,Jawa Barat," jelas Agung.
Akhirnya dirombak lagi untuk yang kedua kali sebagian part.
Baca Juga: Tampilan Baru Lebih Macho, Banyak yang Baru di All New Suzuki Satria F150
Stroke masih tetap seperti, seher 68 mm dari Kawasaki Boss, bearing Faito S720, rasio sudah close dan pengapian total loss
Setelah coba beberapa event di Brigif di joki Rizky Acil (Jocell), motor belum juga raih podium kelas bebek 200cc DOHC.
Dan diakhir tahun 2014 baru ada rezeki di event dragbike Lanud Sulaiman naik podium dijoki Yudistira Jebir.
"Ikut kelas bracket 9 detik dan alhamdulilah dapat posisi 5 dan piala pertama itu membuat saya banyak bersyukur," girang Agung.
Baca Juga: Suzuki Satria 2-tak Tampil Seperti Baru Ditangan Christian PS, Biaya Restorasi Pas di Kantong
VAKUM DAN DIJADIKAN MOTOR HARIAN
Setelah menang, vakum di awal tahun 2015 motor dibawa ke Jakarta kembali.
"Setelah sekian lama jarang dipanasin, akhirnya motor jebol untuk pertama kalinya dan cinta saya ikut kandas di tengah tahun 2015, ditambah lagi habis kontrak kerja. Tambah mumet," ujar Agung yang hobi motor itu.
Situ Agung berusaha kembali dari menjual part racing dimotor untuk modal kerja dan mendanai motor.
Alhamdulilah katanya 2016 bisa kerja kembali di pabrik di kawasan KIIC Karawang Barat, Jawa Barat dan bisa modif kembali.
Baca Juga: Varian Langka, Suzuki Satria Hiu Buka Harga Rp 100 Juta, Orang Vietnam Langsung Mundur
Akhirnya perombakan ketiga di awal 2019 motor kembali hidup dengan spek 200 cc harian dengan target buat mudik tahun 2019 nanti motor semua full spare part orisinil SGP (Suzuki Genuine Part).
Spek terakhir sebagai berikut:
Stroke tetap (naik 3 mm)
Seher 68 forged
Stang seher Scorpio
Klep CBR Thailand Ukuran 24/21 yang batang 3,5 mm
Koil YZ 125
Cdi BRT Imax 24 step
Karburator PWK 35 mm Air Strike
Knalpot KOU THAILAND
MONOSHOCK YSS Tabung
Swing arm DKT THAILAND
Gear depan SSS
Gear belakang Daytona
Rantai SSS
GS ASTRA Orisinil FU.
Baca Juga: Banyak Makan Korban Suzuki Satria F-150 Paking Selembar Ini 245 cc
MUDIK MAKIN PEDE
Akhirnya Agung mudik di tahun 2019 dengan jarak tempuh Karawang-Wonogiri sekitar 600 km.
Motor trouble rembes oli di pipa karena retak di drat baut head ke crankcase.
Kira-kira hampir 200 ml oli berkurang saat arus mudik untuk mesin masih enak ga ada problem hanya saja rembes.
Bensin habis sekitar 173 ribu (Pertamax 97 ribu + Pertamax Turbo 76 ribu).
Arus balik memakan 227rb (Pertamax 169 ribu + Pertamax Turbo 33 ribu + Pertalite 25 ribu).
Selisih pulang dan pergi, karna posisi pulang sudah padat merayap konsumsi bensin jadi lebih nguras dompet.
KOMENTAR