MOTOR Plus-online.com - Fanatikan MotoGP pasti dibuat bingung kenapa Yamaha beberapa tahun ini keok dari Honda dan Ducati bahkan juga dari Suzuki di beberapa musim terakhir. Ternyata performa buruk Yamaha di MotoGP beberapa tahun belakangan akibat dari blunder Yamaha sendiri. Tepatnya di jelang MotoGP musim 2010 di era masih MotoGP 800 cc. Yamaha saat itu memiliki insinyur di balik sukses Yamaha, insinyur ini berasal dari Italia. Mereka adalah Andrea Zugna, Cristian Battaglia dan Carlo Luzzi.
Baca Juga: Apa-apan Nih! Valentino Rossi Ngebut Naik Mobil Balap di Misano, Gantung Helm Nih?
Baca Juga: Mantap! Pembalap Indonesia Galang Hendra dan M Faerozi Gabung Setim di WSSP300 QatarSaat itu belum banyak tim pabrikan yang memilih menggunakan ECU Magneti Marelli selain Ducati. Nah, Yamaha menjadi pabrikan Jepang pertama yang fokus untuk mengorek sistem ECU Magneti Marelli. Hingga akhirnya, Yamaha yang sempat kedodoran di era MotoGP 4-Tak 800 cc dikenalkan langsung membalas di 2008 dan 2009. Disebut-sebut pihak Yamaha Motor Corp. (YMC) Jepang tidak menemui kata sepakat soal kontrak lanjutan dengan Andrea Zugna, Cristian Battaglia dan Carlo Luzzi. Tiga insinyur Italia pun didepak, bahkan ada kabar didepaknya trio Italia itu karena YMC merasa sudah tahu seluk beluk ECU sehingga tak memerlukan lagi jasa mereka.
Baca Juga: Valentino Rossi Ogah Pensiun di MotoGP 2021, Maverick Vinales Bakal Merapat ke Ducati?

Ternyata didepak atau tidak diperpanjang trio insinyur Italia itu langsung direspons Honda Racing Corp. (HRC) yang mulai mengubah paradigma untuk mau menggunakan ECU Magneti Marelli. Selama ini, HRC selalu menggunakan ECU dari internal yang dikembang oleh divisi F1. Alasan berpindah ECU ke Magneti Marelli karena motor honda dikeluhkan banyak pembalapnya sulit dikendalikan. Hingga kehadiran 3 insinyur Italia meski tidak secara instan memberikan perubahan berarti. Sebut saja, Andrea Zugna yang menjadi otak pengembangan mesin Yamaha M1 seperti usulan Valentino Rossi dengan metode cross-plane crankshaft di mesin inline 4 yang membuat Yamaha M1 perkasa sejak 2004 hingga 2015.
Baca Juga: Jangan Lewatkan, Tiga Pembalap Indonesia Akan Berlaga di CEV Moto2 dan Moto3 Akhir Pekan Ini

Hasilnya, Marc Marquez berhasil menjadi juara dunia sejak itu hingga 2019. Otak sukses Marc Marquez tak lepas dari peran insinyur elektronik Carlo Luzzi yang menemaninya sejak melakoni debut MotoGP di 2013.
Baca Juga: Gak Nyangka, Marc Marquez Punya Rasa Takut Juga, Gak Mau Ikut Balapan Ini