Ternyata didepak atau tidak diperpanjang trio insinyur Italia itu langsung direspons Honda Racing Corp. (HRC) yang mulai mengubah paradigma untuk mau menggunakan ECU Magneti Marelli.
Selama ini, HRC selalu menggunakan ECU dari internal yang dikembang oleh divisi F1.
Alasan berpindah ECU ke Magneti Marelli karena motor honda dikeluhkan banyak pembalapnya sulit dikendalikan.
Hingga kehadiran 3 insinyur Italia meski tidak secara instan memberikan perubahan berarti.
Sebut saja, Andrea Zugna yang menjadi otak pengembangan mesin Yamaha M1 seperti usulan Valentino Rossi dengan metode cross-plane crankshaft di mesin inline 4 yang membuat Yamaha M1 perkasa sejak 2004 hingga 2015.
Baca Juga: Jangan Lewatkan, Tiga Pembalap Indonesia Akan Berlaga di CEV Moto2 dan Moto3 Akhir Pekan Ini
Kemudian Cristian Battaglia dan Carlo Luzzi meriset dan mengutak-atik sektor elektronik.
Hingga kemudian saat diterapkannya aturan ECU unified di 2016 dan kemudian mulai ketemu settingannya saat jadi juara di MotoGP Argentina 2016.
Kemudian di 2017 atas kontribusi Andrea Zugna, karakter mesin RC213V yang mengadopsi konfigurasi 'screamer' diganti menjadi 'big bang.'
Hasilnya, Marc Marquez berhasil menjadi juara dunia sejak itu hingga 2019.
Otak sukses Marc Marquez tak lepas dari peran insinyur elektronik Carlo Luzzi yang menemaninya sejak melakoni debut MotoGP di 2013.
Baca Juga: Gak Nyangka, Marc Marquez Punya Rasa Takut Juga, Gak Mau Ikut Balapan Ini
Penulis | : | Joni Lono Mulia |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR