MOTOR Plus-online.com - Belakangan lagi heboh soal perang dagang antara dua negara raksasa.
Kedua negara yang lagi berseteru di perdagangan internasional ini, adalah Cina dengan Amerika Serikat.
Karena lagi "panasnya" pasar perdagangan, membawa kekhawatiran untuk industri otomotif Tanah Air.
Di sektor industri kendaraan motor, rupanya ada potensi penurunan penjualan.
Baca Juga: Ekspor Skutik Yamaha NMAX Seken Laris Manis di Lebanon, Bisnis Sampingan Ketum YNCI
Baca Juga: Wuih, Ekspor Motor Honda Naik, Berkat Larisnya CRF150L Di Mancanegara
Baik dalam negeri, maupun ekspor motor dan part lain jika situasinya tak kunjung membaik.
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala mengatakan, potensi penurunan tersebut imbas dari jebloknya industri otomotif secara global.
Hal ini memberikan dampak terhadap pasar industri otomotif di Indonesia, baik secara langsung maupun tak langsung.
"Dampaknya terhadap Indonesia, ada yang secara langsung dan tidak langsung," ujar Sigit mengutip dari Kompas.com, Kamis (17/10/2019).
Baca Juga: Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto Sebut Modifikasi Jadi Masa Depan Industri Otomotif
"Secara langsung, ditakutkan pertumbuhan ekspor kita yang mulai bertumbuh ini terganggu. Sebab, negara tujuan bisa saja mengurangi daya belinya," lanjutnya.
Lalu dampak tak langsung, berpengaruh pada komoditi ekspor dan daya beli masyarakat.
Dengan makin rapatnya perang dagang ini, tentu akan berpengaruh pada komoditi ekspornya seperti karet dan Crude Palm Oil (CPO).
Akibatnya, jatah impor negara penerimannya jelas akan berkurang.
Ditakutkan daya beli wilayah tersebut juga akan turun, sebagai dampak dari perang dagang ini.
Baca Juga: Ngalahin Honda BeAT, Motor Matic Honda Ini Paling Banyak Diekspor AHM
Padahal pasar ekspor kendaraan motor dari Indonesia menunjukkan grafik meningkat beberapa waktu ini.
Dari data AISI, selama dua tahun berturut-turut pertumbuhan ekspor roda dua Indonesia mencatatkan tren positif, yaitu di kisaran 37 persen.
Sementara kontribusi ekspor terhadap penjualan motor, sekitar 9,8 persen (2018).
"Maka diharapkan situasi ini tidak terlalu bergejolak. Dalam artian, keadaan ekonomi tetap terjaga sehingga Indonesia tidak terlalu terkena dampak besar," tutup Sigit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China-AS Perang Dagang, Industri Otomotif Indonesia Kena Imbas"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR