MOTOR Plus-online.com - Terlepas sebagai hacker tapi kepandaian BBA (21) bisa menjebol 500 server termasuk di Amerika Serikat bisa dikatakan hebat.
Selama lima tahun jadi peretas, BBA berhasil mengumpulkan 300 Bitcoin, atau sekitar Rp 31,5 miliar jika dihitung dengan kurs tukar Bitcoin terkini.
Baru berumur 21 tahun punya duit puluhan milyar apa yang dilakukan BBA?
Salah satunya untuk membeli Harley-Davidson yang merupakan motor bergengsi dan melambangkan kelebih duit seseorang.
Baca Juga: Lebih Gokil, 2 Orang Hacker Ini Gunakan Kemampuannya Buat Beli Harley-Davidson dan Ducati
Namun BBA yang asal Sleman Jogja ini diciduk Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian Republik Indonesia.
BBA ditangkap karena meretas server perusahaan di Amerika Serikat, dengan modus ransomware yang sedang tren.
"Ini pertama kali polisi berhasil menangkap seorang peretas dengan modus ransomware, yakni mengirimkan malware dengan tujuan untuk memeras korban," jelas Komisaris Besar Rickynaldo Chairul Kepala Subdirektorat II Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse dan Kriminal Kepolisian Republik Indonesia, dalam jumpa pers di kantornya, Jumat (25/10) dikutif dari Tribunnew.com.
Setelah pesan berisi malware tersebut di-klik, maka komputer dan servernya bisa dikuasai oleh pelaku.
Baca Juga: Enggak Sangka, Bocah Hacker Yang Belikan 2 Sepeda Motor Untuk Orang Tuanya Ternyata Punya Misi Mulia
Untuk melepaskan diri dari jeratan itu, peretas meminta tebusan uang kepada korban.
Katanya modus ransomware ini sudah marak di dunia dan bisa dibeli di Darkweb.
Tersangka BBA membeli malware tersebut di Darkweb kemudian disebar secara acak ke lebih dari 500 alamat surat elektronik di luar negeri.
Salah satu korbannya adalah perusahaan yang berada di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
Baca Juga: Viral, Bocah 15 Tahun Jadi Hacker, Langsung Belikan 2 Motor Buat Orang Tuanya
Dalam malware itu terdapat pesan: Bila Anda ingin menghidupkan kembali server Anda, maka saya kasih waktu tiga hari untuk membayar.
"Kalau tidak bisa membayar, maka yang bersangkutan atau pelaku ini (tersangka BBA) akan mematikan seluruh sistemnya.
Akhirnya pelaku ini bernegosiasi dengan korban tersebut dan meminta dikirim Bitcoin.
Jumlah Bitcoinnya sudah disepakati, akhirnya dikirimlah Bitcoin itu kepada tersangka ini sehingga server yang berada di perusahaan tersebut bisa aktif kembali," kata Rickynaldo.
Baca Juga: Viral, Bocah 15 Tahun Jadi Hacker, Langsung Belikan 2 Motor Buat Orang Tuanya
Rickynaldo menambahkan jumlah Bitcoin yang disepakati antara tersangka BBA dengan pihak perusahaan di Santo Antonio tersebut adalah sebanyak tiga Bitcoin.
Lima tahun jadi peretas dengan modus ransomware, BBA berhasil mengumpulkan 300 Bitcoin, atau sekitar Rp 31,5 miliar jika dihitung dengan kurs tukar Bitcoin terkini.
"Kalau dihitung transaksinya, perputaran uangnya, ada sekitar 300 Bitcoin dia sudah bisa dapatkan.
Diputar, untuk jual beli. Kemudian sisanya keuntungannya dia bisa beli peralatan," tutur Rickynaldo.
Baca Juga: Gara-gara Beli Harley-Davidson dan Mercedes Benz, Hacker di Medan Diciduk Polisi
Dari hasil pendalaman, tersangka BBA juga membobol kartu kredit orang lain untuk berbelanja.
Rickynaldo menjelaskan dari tersangka BBA, polisi menyita barang bukti berupa beberapa telepon seluler, komputer jinjing, iPad, buku rekening, peralatan-peralatan server komputer, mesin penambang Bitcoin, beberapa rakitan komputer, dan sepeda motor Harley Davidson.
Dia menambahkan tersangka BBA diancam hukuman penjara maksimal sepuluh tahun.
Menurutnya, polisi berhasil menangkap pelaku setelah perusahaan Amerika tersebut melapor.
Baca Juga: Beli Motor Baru Di Situs Jual Beli Online
Rickynaldo menjelaskan tersangka BBA belajar sendiri mengenai cara meretas.
Dia hanya lulusan sekolah menengah atas dan memang berbakat serta sudah menggemari komputer sejak sekolah menengah pertama.
Tiap hari BBA tambahnya kerjanya hanya berjual beli saham dan mata uang asing.
Dia mengungkapkan BBA bekerja sendiri dan tidak masuk dalam jaringan peretas.
Pengamat kejahatan siber Arbi Sutedja mengatakan penangkapan terhadap BBA ini merupakan sebuah prestasi dan patut diacungi jempol. Alasannya, kejahatan ransomware tidak mudah diungkap.
Apalagi, pembobolan dilakukan BBA terjadi terhadap sebuah perusahaan di Amerika.
"Yang namanya kasus ransomware, sekarang menjadi momok di semua negara dan sulit sekali untuk diungkap.
Apa yang dilakukan teman-teman Polri dari Direktorat Pidana Siber boleh dikatakan suatu prestasi karena jarang sekali kasus ransomware ini bisa terungkap," ujar Ardi.
Ardi menambahkan penangkapan atas tersangka BBA ini merupaan puncak dari gunung es kejahatan ransomware di Indonesia.
Di Amerika dan Eropa, sudah seirngkali ransomware menyerang perusahaan-perusahaan dan pribadi di sana.
Kecenderungan kejahatan dengan modus ransomware akan terus meningkat.
Dia menegaskan kejahatan ransomware merupakan kejahatan sangat serius karena dampaknya sangat luas.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul INILAH Hacker Sleman Raup Rp 31,5 Miliar hingga Punya Harley Davidson, Bobol Server Perusahaan AS.
KOMENTAR