MOTOR Plus-online.com - Akhirnya tim Avintia Ducati, mengumumkan sudah mengontrak Johann Zarco untuk MotoGP 2020.
Menggusur Karel Abraham, Johann Zarco disebut-sebut punya status kontrak langsung dengan Ducati Corse.
Membuat tim Reale Avintia Racing naik kelas menjadi tim satelit, setelah sebelumnya sebagai tim privateer.
Bergabungnya dengan dengan Ducati, membuat Johann Zarco punya catatan menarik yang kalahkan Marc Marquez dan Valentino Rossi, apa itu?
Baca Juga: Gak Usah Ribut Lagi, Johann Zarco Fix Balap di MotoGP 2020, Campur Tangan Ducati Pabrikan
Kita mulai akan fakta bahwa Zarco, bakalan menggunakan motor spek pabrikan Ducati Desmosedici GP19.
Meski beda spek dengan Ducati Desmosedici GP20, GP19 masih kompetitif apalagi jika Zarco cocok dengan karakter brutal Ducati.
Saat debutnya nanti menggunakan motor Ducati, bisa dipastikan Zarco menjadi pembalap yang paling banyak menggunakan merek motor di MotoGP saat ini.
Apa saja motor yang pernah dipakai Johann Zarco selama balapan MotoGP? Dimulai dari waktu bergabung dengan Monster Yamaha Tech3 musim 2017.
Baca Juga: Heboh, Video Wawancara Michael van der Mark, Siap Jadi Warga Negara Indonesia
Dalam debutnya naik Yamaha YZR-M1, Zarco punya performa mengagumkan.
Bahkan dirinya disebut-sebut bakal gabung tim pabrikan Yamaha, untuk menggantikan Valentino Rossi.
Sayangnya, dirinya masih belum menunjukan performa yang stabil, membuat tim pabrikan Yamaha masih belum berpikir mengontrak Zarco.
Karena itulah, pembalap berkebangsaan Prancis ini sempat menjajal motor spek pabrikan lain.
Baca Juga: Waduh, Pernah Hina dan Tolak Mentah-mentah Tim Avintia Racing, Johann Zarco Jilat Ludahnya Sendiri?
Motor itu adalah Suzuki GSX-RR, milik Team Suzuki Ecstar.
Tes pribadi ini dilakukan Zarco, usai mendapatk izin dari Tech3.
Karena itulah, Zarco sempat diisukan bakal gabung Suzuki, untuk menemani Alex Rins.
Namun kenyataanya, Suzuki lebih memilih kombinasi Alex Rins dan pembalap debutan Joan Mir, untuk musim 2019.
Membuat Johann Zarco akhirnya memilih bertahan di Tech3, dan mendapatkan tawaran kontrak menggiurkan.
Seperti brother tahu, Tech3 berganti dari tim satelit Yamaha, menjadi tim satelit KTM.
Johann Zarco sendiri dikontrak tim Red Bull KTM Factory Racing, membuatnya naik status menjadi pembalap tim pabrikan.
Sayangnya, bergabung dengan KTM dianggap Zarco sebagai salah satu kesalahan terbesarnya.
Baca Juga: Johann Zarco Bikin KTM Trauma, Pembalap Muda Jadi Senjata Baru Hadapi MotoGP 2020
Gaya membawa motornya yang lebih cocok naik Yamaha dan Suzuki, tidak cocok dengan motor KTM RC16.
Akibatnya, juara 2 kali Moto2 ini hanya bisa bersaing di luar 15 besar, dan berulang kali terjatuh.
Kesal tidak bisa kompetitif, Zarco mengambil keputusan kontroversial, yaitu mengakhiri kontrak dengan Red Bull KTM Factory Racing lebih awal.
Biar demikian, Zarco tidak langsung menganggur dan berkesempatan balap MotoGP.
Baca Juga: Kronologi Karel Abraham Dipecat Avintia Ducati, Blak-blakan Sindir Johann Zarco
Kesempatan emas itu hadir, saat Zarco direkrut LCR Honda Idemitsu untuk menggantikan Takaaki Nakagami.
Makanya selama tiga seri terakhir MotoGP 2019, Johann Zarco menunggangi Honda RC213V.
Lalu muncul berita heboh, yaitu Zarco yang berkeinginan masuk tim pabrikan Repsol Honda, menggantikan Lorenzo yang pensiun.
Namun harapan Zarco pupus, saat Repsol Honda mengumumkan untuk mengontrak Alex Marquez, yang naik kelas untuk menemani Marc Marquez.
Baca Juga: Aneh Banget! Pernah Kalahkan Marc Marquez, Alex Rins Malah Galau di MotoGP 2019
Zarco akhirnya sempat mengumumkan, kalau dirinya bakalan mencari tim Moto2, agar tetap bisa balapan.
Untungnya, Ducati mengontrak Zarco untuk balapan MotoGP 2020, dengan tim Reale Avintia Racing.
Artinya, Johann Zarco sudah mencoba 5 merek motor MotoGP, yaitu Yamaha, Suzuki, KTM, Honda, dan nanti Ducati.
Ini mengalahkan catatan Aleix Espargaro, yang sudah mengendarai 4 merek motor yaitu Aprilia, Suzuki, Ducati dan Yamaha.
Tinggal ditunggu saja, apakah Zarco bisa kompetitif naik Ducati Desmosedici GP19?
Source | : | OtoRace.id |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR