MOTOR Plus-online.com - Masuk akhir tahun 2019, musim penghujan sudah dimulai di banyak daerah.
Membuat para bikers wajib waspada saat riding, terutama waktu melewati jalanan basah.
Soalnya jalanan yang basah membuat traksi ban berkurang, berpotensi membahayakan pengendara.
Yang menarik, ada anggapan kalau tekanan angin pada ban motor harus sedikit dikurangi, agar tapak ban lebih 'menggigit' di aspal yang basah.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Ini Dua Hal yang Haram Dilakukan Saat Cuci Motor
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Awas Pemotor Harus Waspada Efek Aquaplaning
Tentunya bikin penasaran, yuk kita bongkar apakah itu mitos atau fakta.
Bintarto Agung, Presiden Direktur Indonesia Defensive Driving Consulting (IDDC), membantah anggapan tersebut.
Menurutnya, tekanan angin ban harus sesuai dengan spesifikasi ban dan motor itu sendiri.
"Itu tercatat pada manual book motor, atau tertera pada 'tire placard', dan stiker yang tertempel pada rangka motor," kata Bintarto.
"Jadi tidak benar mitos yang mengatakan saat musim hujan atau berkendara di jalan basah harus mengurangi tekanan angin," sambungnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kemampuan traksi ban di jalan yang basah bergantung pada dua hal.
Yaitu kedalaman alur ban, dan kembangan ban itu sendiri.
"Yang dapat menyebabkan ban tidak mampu untuk mengeluarkan air dari alurnya, adalah kedalaman alur atau kembang ban sudah melebihi waktu pakai," lanjut Bintarto.
Bintarto juga menyebut, tread wear dan kompon ban juga punya andil akan traksi ban saat melewati jalanan basah.
Jadi bukan karena tekanan bannya!
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR