MOTOR Plus-online.com - Apa yang terjadi kalau kendaraan bermotor menghilang dari jalan raya?
Pentingnya fungsi motor sebagai transportasi andalan masyarakat sudah melekat lama.
Naik motor pun dianggap menjadi jurus jitu menghadapi kemacetan, salah satunya di Jakarta.
Namun, banyaknya motor di jalan raya justru dicap sebagai biang kemacetan di jalan raya.
Baca Juga: Atasi Kemacetan di Jakarta Bukan dengan Aturan ERP dan Ganjil Genap, Begini Solusi Jitu dari ITW
Baca Juga: Macet Sampai 3,5 Kilometer, Jalan Raya Daan Mogot Ada Perbaikan Jalan, Ini Jalur Alternatifnya
Kini banyak pilihan transportasi umum siap digunakan masyarakat.
Mulai dari Moda Raya Terpadu (MRT), Light Rail Transit (LRT), bus Transjakarta, kereta Commuter Line, dan beberapa lainnya.
Transportasi umum bertujuan memudahkan mobilitas masyarakat.
Hal itu disampaikan Sigit Irfansyah, Direktur Lalu Lintas Jalan Kemeterian Perhubungan Darat.
"Kita selalu berpikir kendaraan bermotor untuk perjalanan jauh. Tapi kalau kita berpikir kedepan atau jarak pendek sepeda motor dengan cc besar nanti tidak akan ada gunanya lagi," buka Sigit pada Rabu (4/3).
Padahal, fenomena motor jadi transportasi andalan bisa berhenti seiring berjalannya waktu.
"Tanpa dipaksa pemerintah, masyarakat akan berhenti sendiri. Karena yang dibutuhkan cc kecil," lanjut Sigit.
"Pasalnya mereka hanya akan membutuhkan transportasi umum tersebut dari rumah ke stasiun. Jadi untuk apa cc besar ? Enggak ada gunanya," sambung dia.
Namun Sigit berpendapat tidak melarang masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi.
"Jadi kita tidak melarang, tapi pemerintah harus mendorong angkutan umum menjadi lebih baik. Biar masyarakat memilih sendiri," bebernya.
"Kenapa di luar negeri jarang orang menggunakan sepeda motor? Karena mereka lebih nyaman dengan angkutan umumnya," tutupnya.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | M. Adam Samudra |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR