MOTOR Plus-online.com - Banyak helm terutama dari merek premium, punya embel-embel busa interior antibakteri.
Karena busanya antibakteri, banyak pemilik helm premium ini jadi malas mencuci busa helm.
Padahal helm tersebut dipakai harian, di mana bakteri, keringat dan debu mudah menumpuk di busa helm.
Lantas, benarkah helm dengan busa antibakteri tidak perlu dicuci, yuk simak penjelesannya.
Baca Juga: Bahaya, Musim Hujan Bisa Bikin Helm Jadi Sumber Penyakit Kulit Kepala!
Baca Juga: Musim Pancaroba Bikin Helm Bau Apek, Kapan Waktu Yang Baik Untuk Cuci Helm?
Ambil contoh helm dengan bahan busa atau padding biasa, dari buku manualnya disarankan untuk rutin dicuci.
Biasanya panduannya adalah mencuci setiap dua minggu sekali, kalau helm dipakai untuk kebutuhan riding harian.
Bagaimana dengan helm antibakteri?
Rupanya helm dengan busa tipe ini juga harus rutin dicuci dan dirawat.
"Secara fisik, bedanya ada pada kain padding helm nya yang dipesan khusus dengan teknologi anti-bakteri," jelas Agus Hermawan, dari toko Juragan Helm yang memasarkan banyak helm premium.
Baca Juga: Dahsyat, Makin Banyak Pengguna Helm Bikinan Indonesia di MotoGP 2020
Kain padding pesanan khusus yang dimaksud Agus, seperti contoh Polygiene untuk helm HJC, atau AEGIS untuk helm Shark.
Biar sudah anti-bakteri, padding helm tersebut masih sama dengan padding biasa, yang sama-sama bisa menjadi sarang bakteri kalau sering dipakai riding.
Yang membedakan, helm dengan padding anti bakterial lebih mudah mengering dari keringat.
Makanya kalau brother bandingkan, helm dengan busa anti-bakterial tidak mudah bau keringat biar sering dipakai.
Baca Juga: Street Manners: Pemotor Harus Pakai Helm Berlogo SNI, Polisi Siapkan Aturan Tegas
Namun biar sudah anti-bakteri, kemungkinan helm bau juga masih tetap ada bro.
"Ada tidaknya teknologi anti-bakteri di padding, hal ini kembali lagi pada tingkat kandungan keringat pengguna karena kadar asamnya tiap orang juga berbeda," lengkap Agus.
Makanya ada kasus ring logam di tali helm berkarat, akibat keringat ridernya punya kadar asam tinggi.
"Bisa dibilang, teknologi anti-bakteri hanya sebagai pencegahan agar bakteri tidak cepat hinggap kembali setelah dicuci," tutup Agus.
Source | : | GridOto.com |
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR