MOTOR Plus-Online.com - Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno pada tahun 2011-2018, ITDP (Institute for Transportation and Development Policy) Indonesia telah melakukan survei VFO (Visual Frequency and Occupancy) untuk mengobservasi volume angkutan umum di Jakarta.
Ia mengatakan, pada data tersebut ditemukan penurunan penumpang angkutan umum hingga mencapai 30%.
Djoko mengaku, kebijakan integrasi transportasi umum perkotan sudah lama didengungkan, namun belum bisa terwujud sempurna hingga sekarang.
"Apabila menggunakan KRL Jabodetabek relatif murah," katanya.
Baca Juga: Angka Kecelakaan Masih Tinggi, Kemenhub Masukkan Pelajaran Tertib Lalu Lintas ke Kurikulum Sekolah
Baca Juga: Setiap Satu Jam 3 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan Motor, Kemenhub Luncurkan Program SALUD
"Namun ongkos perjalanan dari tempat tinggal menuju stasiun kemudian dari stasiun tujuan menuju tempat bekerja dapat lebih mahal," tegasnya.
Ia mencontohkan, jika membawa kendaraan pribadi harus membayar parkir di stasiun.
Total ongkos yang dikeluarkan untuk bertransportasi bisa mencapai rata-rata di atas Rp 30 ribu setiap hari.
Bahkan dari hasil penelitian Badan Litbang Perhubungan tahun 2013, menyebutkan pengguna KRL Jabodetabek mengeluarkan 32 persen dari pendapatan tetap bulanan untuk belanja transportasi rutin.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR