Yang kedua, ada aspek yang menjadi perhatian bagi para pembalap MotoGP, menurut Dovizioso.
"Kami terbiasa mengatur segala sesuatu dengan tepat. Tanggal-tanggalnya sama, dan juga waktunya. Memiliki hal-hal tertentu selama bertahun-tahun adalah kebiasaan, lebih daripada olahraga lainnya," kata pembalap asal Italia ini.
"Jadi, tidak memiliki poin-poin tetap itu bagi kami adalah pukulan psikologis. Yang paling sulit adalah penundaan. Ini akan berlangsung hingga Mei. Anda ketinggalan melakukan sesuatu, dan itu sulit," ungkapnya.
Selain itu, para pembalap MotoGP dan kru tim yang tidak membalap juga terancam enggak akan menerima gaji lo.
Baca Juga: Bos Dorna Blak-blakan, Tanpa Valentino Rossi Balap MotoGP Ibarat Sayur Tanpa Garam
Seperti yang dikatakan oleh Livio Suppo, mantan Direktur tim Repsol Honda.
"Kontrak untuk sponsor dan pembalap memuat berbagai klausul jika terjadi keadaan darurat, atau alasan force majeure," buka Livio Suppo, dikutip MOTOR Plus-online dari GPOne.com.
"Jika kejuaraan dibatalkan, sponsor tidak diharuskan membayar. Dan pada titik ini, bahkan pembalap tidak akan menerima gaji mereka," sambung dia.
Source | : | GPOne. com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR