Beberapa waktu lalu, pemangkasan produksi minyak sebesar 9,7 juta barrel per hari (bph) disetujui oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak ( OPEC) dan beberapa negara mitra produsen atau OPEC+.
Akan tetapi, pemangkasan ini tampaknya tak berpengaruh pada terkereknya harga minyak. Sebab, kondisi ekonomi dunia pun sedang tidak baik.
China melaporkan kontraksi ekonomi pertamanya dalam 44 tahun pada akhir pekan lalu.
Ini adalah indikasi hal yang akan terjadi pada beberapa negara ekonomi utama lainnya akibat pagebluk virus corona. Namun demikian, ada beberapa tanda optimisme, yakni sedikit meredanya tingkat kematian di New York dan beberapa negara di Eropa yang terdampak virus corona paling parah.
Baca Juga: Bulan Depan, Harga Bensin Nonsubsidi Turun, Ikut Tren Minyak Dunia
"Harga saat ini menunjukkan bahwa pemangkasan (produksi minyak yang dilakukan) OPEC+ terbukti (dampaknya) kecil, (karena) lagi-lagi harga minyak berada di bawah pengaruh virus corona," ujar Vandana Hari, pendiri Vanda Insights di Singapura.
"Sampai kita mendekati pencabutan lockdown di AS, harga minyak bisa terdorong ke bawah atau berada di kisaran saat ini," imbuh Hari.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Minyak Dunia Jatuh ke Level Terendah dalam 21 Tahun",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR