Baca Juga: Ditanya Soal Pabrik Motor Indonesia Produksi Ventilator, Ketua MPR RI: Kalau Regulasinya Tidak Rumit
Sedangkan di China sendiri, T1 telah banyak digunakan oleh staf taman nasional, sekolah, dan oleh otoritas nasional untuk mendeteksi gejala Covid-19.
Liang Guan juga mengatakan bahwa kacamata ini direncanakan bakal dijual ke beberapa perusahaan B2B (business to business) di Amerika Serikat.
Meski begitu, T1 dinilai dapat menuai kecaman dari regulator AS.
Sebab, negara adidaya tersebut menaruh kewaspadaan tinggi pada perusahaan China yang mengumpulkan informasi data warga negaranya.
Baca Juga: Asyik Nih, Polda Jabar Kasih Triple Untung Buat Pajak Kendaraan di Tengah Pandemi Corona
Kendati demikian, Liang Guan mengaku tidak mengumpulkan informasi dari perangkat T1 secara langsung.
"Mengenai modul ini, kami tidak mengambil data apa pun ke jaringan komputasi awan. Privasi sangatlah penting bagi pelanggan, jadi kami menyimpan pengukuran data secara lokal saja," tutur Liang Guan.
"Kami berpikir bahwa kacamata seperti ini (T1) dapat membantu masyarakat yang masih harus bekerja di lapangan," ujar Liang Guan sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tech Crunch, Selasa (28/4/2020).
Wah bisa dipakai driver ojol untuk mendeteksi suhu tubung pelanggannya.
Baca Juga: Sempat Positif Terinfeksi Virus Corona, Pengawal Pribadi Marc Marquez Kini Sudah Sembuh Total
Tapi, rasanya kelewat mahal dan terlalu ribet dipakainya.
Lebih simpel dan murah bagi driver ojol cukup pakai thermal scanner.
Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Startup China Bikin Kacamata Pendeteksi Gejala Covid-19".
KOMENTAR