MOTOR Plus-online.com - Kacamata corona pendeteksi gejala virus covid-19 yang dialami seseorang akhirnya ditemukan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya untuk mendeteksi gejala virus corona menggunakan thermal scanner atau termometer infra mereh.
Alat thermal scanner atau pendeteksi suhu tubuh kerap digunakan untuk mengetahui apakah seseorang menderita demam atau tidak.
Demam sebagai salah satu gejala yang dialami oleh penderita COVID-19.
Baca Juga: BREAKING NEWS, Balap Ketahanan Suzuka 8 Hours Resmi Ditunda Karena Pandemi Virus Corona
Baca Juga: Breaking News: Asia Road Racing Championship Jepang dan China Ditunda
Kini teknologi thermal scanner dapat dipasang pada kacamata.
Seperti Perusahaan startup Rokid berbasis AI (Artificial Intelligence) asal China menciptakan kacamata pendeteksi seseorang terpapar virus corona.
Kacamata ini diberi nama T1 yang mampu mendeteksi suhu tubuh seseorang.
Direktur Rokid AS, Liang Guan, menyebut bahwa T1 ditenagai chipset Qualcomm serta kamera beresolusi 12 megapiksel.
Baca Juga: Tak Diduga, Ternyata Ini Pertama Kali Marc Marquez Mau Lakukan Usai Masa Pandemi Virus Corona
Diklaim mampu mendeteksi suhu hingga 200 orang dalam waktu dua menit, dalam radius jangkauan tiga meter.
Juga memiliki fitur AR (Augmented Reality) untuk mendukung pengoperasian tanpa tangan, dengan menggunakan perintah suara, untuk merekam video dan memotret secara bersamaan.
Selain itu, kacamata thermal T1 juga dilengkapi fitur pengenalan wajah dan manajemen data.
Pengguna T1 dapat menghubungkan kacamata ini dengan perangkat lain menggunakan USB.
Baca Juga: Masih Banyak Pemotor Nekat Mudik Lewat Jalan Tikus, Pengamat Kasih Tahu Cara Menghalaunya
Rokid mengklaim sukses mengembangkan T1 dalam waktu kurang dari dua bulan, dan perangkatnya sudah banyak dipakai perusahaan-perusahaan.
Namun perusahaan mana saja yang telah memakainya tidak bisa diungkap karena alasan legal.
Kendati demikian, sebuah perusahaan komersil bernama Weee!, dilaporkan telah menggunakan kacamata berteknologi canggih ini.
Pendiri Weee!, Larry Liu mengatakan bahwa pihaknya telah menggunakan T1 untuk memantau suhu karyawan gudang sepanjang hari.
Baca Juga: Ditanya Soal Pabrik Motor Indonesia Produksi Ventilator, Ketua MPR RI: Kalau Regulasinya Tidak Rumit
Sedangkan di China sendiri, T1 telah banyak digunakan oleh staf taman nasional, sekolah, dan oleh otoritas nasional untuk mendeteksi gejala Covid-19.
Liang Guan juga mengatakan bahwa kacamata ini direncanakan bakal dijual ke beberapa perusahaan B2B (business to business) di Amerika Serikat.
Meski begitu, T1 dinilai dapat menuai kecaman dari regulator AS.
Sebab, negara adidaya tersebut menaruh kewaspadaan tinggi pada perusahaan China yang mengumpulkan informasi data warga negaranya.
Baca Juga: Asyik Nih, Polda Jabar Kasih Triple Untung Buat Pajak Kendaraan di Tengah Pandemi Corona
Kendati demikian, Liang Guan mengaku tidak mengumpulkan informasi dari perangkat T1 secara langsung.
"Mengenai modul ini, kami tidak mengambil data apa pun ke jaringan komputasi awan. Privasi sangatlah penting bagi pelanggan, jadi kami menyimpan pengukuran data secara lokal saja," tutur Liang Guan.
"Kami berpikir bahwa kacamata seperti ini (T1) dapat membantu masyarakat yang masih harus bekerja di lapangan," ujar Liang Guan sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tech Crunch, Selasa (28/4/2020).
Wah bisa dipakai driver ojol untuk mendeteksi suhu tubung pelanggannya.
Baca Juga: Sempat Positif Terinfeksi Virus Corona, Pengawal Pribadi Marc Marquez Kini Sudah Sembuh Total
Tapi, rasanya kelewat mahal dan terlalu ribet dipakainya.
Lebih simpel dan murah bagi driver ojol cukup pakai thermal scanner.
Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul "Startup China Bikin Kacamata Pendeteksi Gejala Covid-19".
KOMENTAR