Fabio Quartararo juga mengaku adanya kemajuan saat ia berbicara ke psikolog.
"Saya mulai pada Mei 2018. Saya pergi ke psikolog karena saya menjadi sangat marah ketika keadaan tidak berjalan dengan baik," kata El Diablo julukan Fabio Quartararo.
"Itu memberi saya semacam panduan untuk melakukan beberapa latihan jika saya sadar mulai marah," sambungnya.
"Saya bisa mengatakan itu membantu saya, karena saya tidak pernah marah musim lalu," tambah Fabio Quartararo.
"Saya tenang, tentu saja setelah balapan saya menjadi sedikit marah, tetapi tidak pernah karena saya pikir ada yang salah," lanjutnya.
Di Misano (San Marino) dan Buriram (Thailand) terlihat bahwa Marquez saling susul menyusul Quartararo.
Dalam hal ini, dia berkata jika perasaan terakhir lebih berupa kepuasan:
"Ada rasa kepuasan karena saya menjalani balapan yang bagus, tetapi jika anda bertanya kepada saya sepuluh menit setelah melewati garis finish, saya jelas akan mengatakan amarah," kata Fabio Quartararo.
Lalu bagaimana jika Fabio Quartararo kalah di Misano dan Buriram lagi musim ini?
"Di Misano saya pikir begitu. Di Buriram dengan pengalaman yang saya miliki sekarang, saya akan menang," pungkas Fabio Quartararo.
Source | : | Tuttomotorioweb.com |
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR