MOTOR Plus-online.com - Akhirnya terbongkar, kenapa motor lawas yang minum bensin Pertamax atau Pertalite sering mati mesin.
Yup, motor lawas alias motor jadul biasanya diarahkan untuk pakai bensin oktan rendah.
Contoh bensin oktan rendah seperti Premium atau Pertalite kalau di Pertamina.
Tapi sesuai arahan pemerintah, akhirnya semua motor dianjurkan memakai bensin dengan minimal RON 90.
Baca Juga: Waspada Bensin Basi, Bagaimana Cara Mengetahuinya dan Efeknya ke Motor
Namun, muncul kabar kalau motor lawas punya cerita menarik soal pemakaian bensin.
Hal ini terkuak lewat Ngobrol Virtual (NGOVI) yang mengundang kembali Profesor Tri Yuswidjajanto selaku Ahli Konversi Energi, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kok Prof Yus lagi? Soalnya ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab di NGOVI episode sebelumnya soal bensin.
Di tengah-tengah acara, seorang bikers Honda Astrea Prima mengaku biasanya memakai bensin Premium.
Baca Juga: Fakta Harga Bensin Pertalite Turun Jadi Rp 6.450 Per Liter di 50 SPBU
Namun saat Premium mulai jarang seperti sekarang, ia beralih ke bensin Pertalite atau Pertamax.
Namun, tiba-tiba motornya sering mati, kira-kira kenapa ya?
Hal tersebut menjadi pertanyaan menarik buat Prof Yus, apalagi karena motor jadul.
"Jadi motor tua memang waktu itu kita adanya bensin RON 88 ya," buka Prof Yus.
"Pabrikan ingin produknya laku disesuaikan dengan bahan bakar yang tersedia di pasar," sambungnya.
"Tapi, kalau motor dulu belum memakai injeksi, masih karburator," tambahnya.
"Kemudian ignition timing-nya harus diatur secara manualkan," lanjutnya.
"Kalau motor sudah pakai CDI, CDI-nya harus disetting ulang," sambungnya.
Baca Juga: Harga Bensin Pertalite Dijual Lebih Murah dari Premium, Sampai Kapan?
"Kalau ignition timing sudah disetting, maka performa yang baik akan didapat," jelasnya.
"Tapi kalau kita enggak menyesuaikan, yang ada motor loyo," ungkap Prof. Yus.
"Jadi akselerasi rasanya berat banget, percepatan enggak naik-naik, karena timingnya enggak sesuai," jelasnya.
Karena angka oktannya terlalu tinggi dan timingnya tidak bergeser otomatis seperti motor zaman sekarang, maka bahan bakar tidak terbakar.
Baca Juga: Dijual Rp 6.450 Per Liter, Terbongkar Alasan Bensin Pertalite Harganya Setara Premium
"Akibatnya bahan bakar tidak terbakar, atau terbakarnya terlambat," sambungnya.
"Akhirnya banyak kerak dan businya cepat mati, karena banyak kerak di ujung businya," lanjutnya.
"Sebenarnya enggak mati, tapi cukup dibersihkan saja," tambahnya.
Nah bro, sudah tau kan penyebabnya motor jadul mati saat memakai bensin oktan tinggi.
Kalau mau lebih aman tanpa merubah ignition timing, Prof Yus menyarankan untuk papas silinder head-nya.
"Papas silinder head-nya, naikan kompresinya, mungkin akan cocok lagi dari sebelumnya," lanjutnya.
"Malah lebih kencang karena tenaganya lebih tinggi," tambahnya.
"Tapi hati-hati, remnya juga harus memadai," sambung Prof Yus sambil tertawa.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR