Baca Juga: Loh? Bensin Premium Langka di 11 SPBU Katanya Rawan Kebakaran Diklarifikasi Pertamina
Lalu, apa yang terjadi jika nilai oktan tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan sepeda motor?
Misalnya, jika rekomendasi pabrikan sepeda motor menggunakan BBM Pertamax dengan RON 92 atau Pertalite dengan RON 90, namun menggunakan BBM Premium dengan RON 88.
“Kalau nilai oktan terlalu rendah, tentu saja terjadi knocking, atau bahan bakar terbakar lebih dulu sebelum adanya ignition,” buka Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).
“Karena hal tersebut, mesin akan menjadi lebih panas. Serta bisa merusak piston, klepnya dan membuat ruang bakar menjadi terkikis,” lanjutnya.
“Kerak-kerak yang sudah mengkerak, sedikit terbaret ke bagian piston ataupun bagian silindernya, otomatis mesin jadi ngebul.”
Baca Juga: Catat Nih! Sering Disepelein, Ini 5 Hal Wajib Dihindari Saat Isi BBM
“Begitu ngebul, tenaga dari sepeda motor itu sendiri menjadi berkurang,” sebut Endro.
Bagaimana jika nilai oktan terlalu tinggi?
Misalnya, rekomendasi pabrikan menggunakan BBM Pertamax dengan RON 92 atau Pertalite RON 90, namun yang digunakan malah BBM Pertamax Turbo dengan RON 98.
“Jika penggunaan nilai oktan terlalu tinggi dari rekomendasi pabrikan, yang terjadi adalah bahan bakarnya susah terbakar atau tidak dapat terbakar dengan sempurna,” ungkap Endro.
“Dengan begitu, akan menimbulkan kerak-kerak karbon di dalam ruang bakar. Sehingga menghasilkan performa mesin yang kurang maksimal, serta emisi yang dihasilkan menjadi tinggi,” bebernya.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Indra Fikri |
KOMENTAR