MOTOR Plus-online.com – Enggak bisa sembarangan, begini ciri-ciri komponen motor yang bermasalah karena tidak menggunakan BBM sesuai pabrikan.
Penggunaan BBM pada setiap sepeda motor tentunya telah diatur oleh masing-masing pabrikan.
Dimana ketentuan tersebut telah ditulis pada buku pedoman pemilik kendaraan bermotor.
Dalam buku tersebut, ada keterangan yang menjelaskan pemakaian oktan BBM.
Tentunya dalam hal ini setiap pabrikan motor telah menghitung dan meriset oktan BBM jenis berapa yang mampu menghasilkan performa optimal untuk sepeda motornya.
Baca Juga: Banyak Yang Campur Pertalite dan Pertamax Turbo, Begini Kata Pakar BBM
Selain itu, pabrikan juga telah melakukan penelitian ketersediaan bahan bakar di pelosok-pelosok daerah.
Seperti misalnya, Pertalite atau Pertamax dari Pertamina yang banyak tersedia hingga pelosok.
Selain SPBU, Pertamina juga menyediakan Pertashop untuk pelanggannya di daerah-daerah yang terpencil.
Harga BBM yang ditawarkan oleh Pertamina juga lebih murah dibandingkan kompetitornya.
Seperti Premium (Rp 6.450), Pertalite (Rp 7.650), Pertamax (Rp 9.000) dan Pertamax Turbo (Rp 9.850).
Baca Juga: Loh? Bensin Premium Langka di 11 SPBU Katanya Rawan Kebakaran Diklarifikasi Pertamina
Lalu, apa yang terjadi jika nilai oktan tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan sepeda motor?
Misalnya, jika rekomendasi pabrikan sepeda motor menggunakan BBM Pertamax dengan RON 92 atau Pertalite dengan RON 90, namun menggunakan BBM Premium dengan RON 88.
“Kalau nilai oktan terlalu rendah, tentu saja terjadi knocking, atau bahan bakar terbakar lebih dulu sebelum adanya ignition,” buka Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).
“Karena hal tersebut, mesin akan menjadi lebih panas. Serta bisa merusak piston, klepnya dan membuat ruang bakar menjadi terkikis,” lanjutnya.
“Kerak-kerak yang sudah mengkerak, sedikit terbaret ke bagian piston ataupun bagian silindernya, otomatis mesin jadi ngebul.”
Baca Juga: Catat Nih! Sering Disepelein, Ini 5 Hal Wajib Dihindari Saat Isi BBM
“Begitu ngebul, tenaga dari sepeda motor itu sendiri menjadi berkurang,” sebut Endro.
Bagaimana jika nilai oktan terlalu tinggi?
Misalnya, rekomendasi pabrikan menggunakan BBM Pertamax dengan RON 92 atau Pertalite RON 90, namun yang digunakan malah BBM Pertamax Turbo dengan RON 98.
“Jika penggunaan nilai oktan terlalu tinggi dari rekomendasi pabrikan, yang terjadi adalah bahan bakarnya susah terbakar atau tidak dapat terbakar dengan sempurna,” ungkap Endro.
“Dengan begitu, akan menimbulkan kerak-kerak karbon di dalam ruang bakar. Sehingga menghasilkan performa mesin yang kurang maksimal, serta emisi yang dihasilkan menjadi tinggi,” bebernya.
Baca Juga: Harga Pertalite Turun dari Rp 7.650 ke 6.450, Bisa Dapat Diskon Juga, Begini Caranya
Nah, dalam hal ini penggunaan bahan bakar terhadap sepeda motor memang harus optimal sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Jika tidak mengikuti rekomendasi pabrikan, sepeda motor yang harusnya bisa bertahan 5-10 tahun kedepan maka akan lebih cepat umurnya.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Indra Fikri |
KOMENTAR