Lalu jika kita tarik beberapa tahun belakangan ada ceruk di pasar mobil harga murah (Rp 100-200 jutaan)," ucap Harold lebih rinci.
Oleh karenanya, kata Harold lagi, Suzuki harus menyediakan produk yang berpihak kepada pasar yang secara ekonomi mungkin kini lebih sensitif.
"Kita saat ini sedang berkomunikasi, dan belum ditentukan bakal masuk segmen apa atau produk baru seperti apa. Pastinya harus bersaing secara harga dan mampu memenuhi keinginan pasar (desain serta kapasitas)," kata dia.
Ketika disinggung terkait segmen low cost green car ( LCGC) atau mobil rendah emisi dan harga terjangkau (KBH2), Harold belum bisa memastikannya.
"Untuk detailnya saya belum bisa katakan, nanti begitu waktunya pas pasti akan kami kabarkan.
Adapun waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk baru rata-rata sekitar 5 tahunan.
Tapi, waktu ini tidak bisa dijadikan acuan pasti (untuk produk yang akan hadir tersebut)," ucapnya.
Nah, kalau melihat harganya berada di rentang Rp 100 sampai 200 juta akan mirip motor.
Suzuki terkenal membuat mobil kecil dengan biaya atau cost seperti motor.
Pasti tahu Suzuki Carry 1000 cc, Suzuki Karimun, Karimun Estilo dan Karimun Wagon R.
Kendaraan mungil dari Suzuki tersebut terkenal hemat bensin dan komponennya seperti motor.
Seperti sokbreker belakang milik Karimun kotak harganya mirip punya motor cuma Rp 300 ribu.
Baca Juga: Gak Kehujanan dan Kepanasan, BMW Diam-siam Siapkan Motor Elektrik Masa Depan, Begini Tampilannya
Sedangkan sok depannya satu set Rp 700 ribu yang ori.
Suzuki juga supaya murah kerjasama dengan Suzuki India dalam memproduksi mobil-mobil mungil mereka.
KOMENTAR