Tenang Obat Covid-19 Sudah Dijual di Indonesia Tersedia Beberapa Merek dan Harga Turun Setengahnya

Aong - Selasa, 6 Oktober 2020 | 19:00 WIB
Kompas
Ilustrasi ahli sedang penelitian obat covid-19 atau corona

MOTOR Plus-online.com - Biker banyak yang cemas karena obat virus covid-19 belum ada tapi jangan khawatir lagi.

Tenang obat virus covid-19 atau corona sudah dijual di Indonesia ada 3 merek yang sudah beredar dan harganya dipangkas setengahnya. 

Beberapa perusahaan obat atau farmasi Indonesia milik pemerintah dan swasta sudah menjual obat covid-19.

Berikut ini pilihan obat covid-19 yang dsudah dijual:

Baca Juga: Sedih Bro, Kustomfest 2020 Resmi Ditunda Akibat Pandemi Covid-19

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Positif Covid-19, Ternyata Pernah Menyatakan Perang dengan Harley-Davidson

1. Covifor  

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bersama PT Amarox Global Pharma (Amarox) melakukan perjanjian pemasaran dan distribusi obat Covifor (Remdesivir).

Emergency Use Authorization (EUA) produk Covifor (Remdesivir) untuk pengobatan pasien penyakit Covid-19 yang telah terkonfirmasi di laboratorium.

Terutama untuk orang dewasa atau remaja (berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kg) yang dirawat di rumah sakit.

Jadi, produk Covifor tidak dijual bebas, hanya digunakan di rumah sakit dengan rekomendasi dan pengawasan dokter.

Baca Juga: Gantikan Jack Miller di Pramac Ducati, Pembalap Ini Pernah Kena Covid-19

Direktur Utama Kalbe Farma, Vidjongtius mengatakan kerjasama pemasaran dan distribusi bersama Amarox selama satu tahun dengan perpanjangan otomatis.

Adapun kerjasama ini juga melibatkan PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) sebagai perusahaan logistik milik Kalbe Farma.

"Adapun distribusinya akan diprioritaskan ke Rumah Sakit di Indonesia melalui seluruh cabang Enseval," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (5/10).

Obat Cofivor ini sudah dipasarkan pada 1 Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Keren Nih, Membangun Ekonomi Saat Pandemi Covid-19, Yamaha Gelar Program Yamaha Kolaborasi dengan UMKM

Untuk harganya, awalnya Kalbe Farma mematok Rp 3 juta per vial, namun KLBF menurunkan harganya menjadi Rp 1,5 juta per vial karena ada masukan dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan pasien.

Di sisi lain, juga karena kebutuhan obat ini yang besar.

Vidjongtius mengatakan kontribusinya ke KLBF belum besar karena produknya baru dan masih di tahap awal.

2. Oseltavimir & Desrem™

Dua anggota holding BUMN Farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) juga sudah mampu memproduksi dan memasarkan produk Covid-19.

Baca Juga: BIkers Wajib Tau! Ini 3 Jenis Masker yang Direkomendasikan Kemenkes Untuk Masyarakat Cegah Covid-19

Sebelumnya Indofarma sudah memasarkan obat untuk membantu penyembuhan Covid-19 yakni Oseltamivir 75gr Caps.

Obat ini sudah memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) senilai 40.06% ini.

Oseltamivir telah diproduksi sendiri oleh INAF dengan kapasitas produksi sebesar 4,9 juta kapsul per-bulan.

Kemudian, INAF menambah portofolio produk obat Covid-19 yaitu Remdesivir dengan nama dagang Desrem™.

Baca Juga: Bantuan Pertamina untuk Bengkel Motor Difabel di Saat Covid-19

Remdesivir Inj 100 mg ini merupakan produk antiviral hasil produksi Mylan Laboratories Ltd atas lisensi dari Gilead Sciences Inc, Foster City dan United States of America.

Direktur Keuangan Indofarma, Herry Triyatno menjelaskan obat Remdesivir ini diimpor dari Mylan yakni perusahaan USA yang memproduksinya di India.

"Remdesivir dengan nama dagang Desrem™ ini sudah kami pasarkan. Minggu ini sudah tersedia 20.000 vial. Adapun untuk ketersediaan stock untuk bulan ini, sudah ada sebanyak +/- 400.000 vial," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (5/10).

Herry mengatakan harga obat Desrem™ Remdesivir Inj 100 mg ini lebih terjangkau yakni Rp 1,3 juta/vial.

Baca Juga: Ajaib! Kopi Bisa Bikin Imun Meningkat Demi Cegah Virus Corona, Bikers Doyan Ngopi Wajib Tahu 4 Fakta Ini

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto memaparkan Desrem™ Remdesivir Inj 100mg telah mendapatkan persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) di Indonesia dan telah disetujui oleh BPOM melalui penerbitan Nomor Izin Edar yang sudah diterbitkan pada tanggal 30 September 2020.

"Obat ini digunakan pada pasien rawat inap Covid-19 dalam kondisi sedang-berat," jelasnya.

Mengenai kontribusinya ke pendapatan, Herry belum bisa memerinci seberapa besar kontribusi penjualan obat Covid-19 ke pendapatan INAF hingga akhir tahun nanti, katanya untuk angka masih dinamis.

Baca Juga: Keluarga Bikers Jadi Korban Covid-19? Jangan Sedih Kemensos Siap Salurkan BLT Rp 15 Juta

Namun yang pasti, Herry mengatakan komposisi segmen Pharma akan lebih besar dibandingkan segmen lainnya.

3. Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, dan Favipiravir.

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sudah memproduksi obat untuk terapi Covid–19, yaitu Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, dan Favipiravir.

Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo mengatakan untuk jenis obat Favipiravir yang dapat dipergunakan untuk terapi Covid–19, sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma dan merupakan produk pertama di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh Badan Usaha Milik Negera (BUMN).

"Favipiravir hasil produksi dari Kimia Farma telah mendapatkan Nomor Ijin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta akan didistribusikan ke seluruh layanan kesehatan sesuai dengan regulasi Pemerintah," jelasnya.

Baca Juga: Wih Diam-diam Honda Siapkan Vario Generasi Baru, Pakai Mesin Lebih Gede dari Yamaha NMAX

Adapun Kimia Farma bersama dengan anak usahanya, PT Phapros Tbk (PEHA) telah memproduksi beberapa obat untuk penanganan Covid-19 antara lain Dexamethasone dan Methylprednisolon.

"Kami punya sediaan produk Dexamethasone dan Methylprednisolone baik tablet dan juga injeksi. Untuk Dexamethasone dan Methylprednisolone harganya Rp 100-300 / tablet," jelas Sekretaris Perusahaan PEHA, Zahmila Akbar.

Zahmila mengatakan saat ini produk Dexamethasone dan Methylprednisolone sudah didistribusikan ke banyak Rumah Sakit swasta, Rumah sakit pemerintah dan klinik di 34 provinsi di Indonesia.

Mengenai permintaannya, Zahmila mengungkapkan sejauh ini produk tersebut permintaannya positif dan tumbuh.

Baca Juga: Makin Gawat Mall Pasar dan Perkantoran Kembali Ditutup Titik Pemeriksaan Diperbanyak PSBB Awal Diterapkan Lebih Ketat Pemotor Harap Waspada

"Kami berharap akan memberikan kontribusi yang signifikan di 2020," kata Zahmila.

Zahmila mengungkapkan saat ini stock on hand kedua obat tersebut sangat mencukupi, begitupun prognosa stock di Oktober-Desember 2020 masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul: Perusahaan farmasi dalam negeri berbondong-bondong menjual obat Covid-19.

Penulis : Aong
Editor : Aong


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular