“Konsumsi Premium sangat berbahaya untuk kesehatan," kata Ahmad dalam keterangannya, Rabu (4/11).
Dijelaskan Safrudi, BBM oktan rendah akan membuat pembakaran di dalam mesin menjadi tidak sempurna.
Ini terjadi, karena terbakarnya BBM di dalam ruang bakar hanya hanya karena tekanan mesin bukan karena percikan api dari busi.
Akibatnya, selain menjadikan mesin mengelitik (knocking), juga membuat banyak BBM terbuang dan menjadi emisi hidrokarbon, karbon monoksida (CO), dan nitrogen dioksida melalui knalpot. Nah, emisi hidrokarbon inilah yang memicu kanker.
Berdasar riset KPPB bersama Universitas Indonesia (UI), rata-rata air seni masyarakat Jakarta mengandung polysiclic aromatic hydrocarbons (PAH) 2.200 mg kreatinin.
Angka tersebut, lanjut Safrudin sangat tinggi karena standar World Health Organizazation (WHO) hanya memperbolehkan 500 mg kreatinin.
Selain itu, di dalam urine juga ditemukan benzene yang juga sangat tinggi, yaitu 8,9 mg.
Angka tersebut jauh di atas standar WHO, yaitu maksimal hanya boleh 0,3 mg kreatinin.
Baca Juga: Dikritik Test Rider Ducati, Andrea Dovizioso Kerahkan Semua di 3 Putaran Terakhir MotoGP
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | M Aziz Atthoriq |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR