MOTOR Plus-Online.com - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan ketakutan dan kecemasan bagi banyak orang, terutama terkait dengan protokol kesehatan yang semakin diabaikan.
Hal ini mendorong M Rafhi Rihadatusyawal, siswa SMK Mitra Industri MM2100, Jawa Barat memutar otak dan memanfaatkan kreativitasnya untuk menghadirkan solusi yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh anak seusianya.
Sore itu, Rafhi duduk di meja belajar sembari memperhatikan dengan cermat sebuah perangkat berbentuk kotak yang diletakkan di meja tersebut.
Sesekali tangan kanannya menggenggam solder listrik, sedangkan tangan kiri menjepit seutas timah. Kedua tangannya bekerja sama mengutak atik sebuah kotak kecil.
Baca Juga: Crazy Rich Surabaya Unboxing Honda CBR1000RR-R Fireblade SP Seharga Rp 1,1 Miliar
Asap tipis dari timah yang terbakar panasnya solder menerpa wajahnya, membuat Rafhi sesekali menghela nafas. Namun di sela-sela keheningan saat itu, suara nyaring terdengar dari kotak kecil dan membuat Rafhi tersenyum bahagia.
Ya, pemuda asal Cikarang ini, berhasil menciptakan sebuah alat untuk mendeteksi jarak fisik minimal antar-manusia di masa pandemi.
Dengan alat ini, diharapkan masyarakat dapat menjaga jarak saat beraktivitas di tempat umum. Alat ini akan bersuara memperingatkan pemakainya agar menjauh, dengan yang lain ketika mendeteksi tubuh berjarak kurang dari 1,5 meter.
“Alat ini dapat mengingatkan kita untuk tetap waspada dan aman dalam beraktivitas di masa pandemi. Semoga karya Distance Sensor saya dapat bermanfaat untuk menekan penyebaran virus COVID-19 dan bersama kita bisa membangun Indonesia menjadi bangsa modern yang maju,” ujar Rafhi yang saat ini duduk di bangku kelas 12 SMK melalui keterangan pers yang diterima Motorplus Kamis (18/11/2020).
Idenya menciptakan alat tersebut juga didorong oleh kerinduannya bertemu dengan teman-teman sekolah secara langsung.
Terhitung sejak Maret, sudah hampir delapan bulan Rafhi melaksanakan sekolah jarak jauh. Setiap ruang kelas online dibuka, Ia selalu membayangkan dapat segera kembali bertemu dengan teman-teman sekolahnya secara langsung meskipun di tengah kondisi pandemi.
Baca Juga: Segini Harga Motor Baru Honda November 2020, Setelah All New Honda Scoopy Meluncur
Kerinduan inilah yang memicu dirinya membuat alat deteksi jarak, agar aktivitas sekolah tetap dapat berjalan namun tetap aman.
Atas penemuannya ini, Rafhi berhasil menjadi pemenang level Gold pada ajang apresiasi kreativitas siswa AHM Best Student (AHM) Best Student 2020 pada Sabtu (13/11/2020).
Diikuti 847 Siswa Terbaik di Indonesia
Memasuki tahun pelaksanaan ke-18, konsep kompetisi AHM Best Student 2020 semakin disempurnakan sesuai perkembangan dunia pendidikan saat ini. Kategori perlombaan tahun ini dibagi menjadi 5 kategori yaitu tema pendidikan, lingkungan, kesehatan, ekonomi, serta inovasi di bidang teknologi.
Sebanyak 847 siswa mengikuti proses penjurian yang diadakan secara bertahap dengan antusias sejak bulan Agustus. Pada tahap seleksi nasional, terdapat 12 peserta yang lolos dan diuji oleh tim juri profesional.
Baca Juga: Aksesoris Resmi All New Honda Scoopy Sudah Dirilis, Cuma Segini Harganya
AHM mendapat dukungan tim ahli untuk melakukan penjurian dari Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, Kampus PPM Manajemen, dan internal manajemen AHM.
“Kami sangat senang sekali dengan semangat dan karya peserta AHM Best Student tahun ini. Mereka berkreasi seperti tidak sedang menghadapi pandemi. Kami berharap dapat selalu mendukung karya generasi muda yang inovatif dan kreatif di Indonesia,” ujar Ahmad Muhibbuddin, GM Corporate Communication AHM.
Pemenang kompetisi lainnya datang dari pulau paling timur Indonesia, Susilowati S. dari SMA Negeri 3, Papua. Dia membuat karya orisinil yang memanfaatkan tanaman endemik Papua yaitu buah merah diolah menjadi sambal yang akan menjadi oleh-oleh khas Papua.
Peraih predikat Gold AHMBS 2020 lainnya berasal dari pulau Sumatera, Salsabila Tri Rahmi dari SMA Negeri 1 Sitiung, Sumatera Barat. Salsabila membantu peningkatan hasil panen petani lokal dengan mengembangkan inovasi pemberantas hama ramah lingkungan dan pupuk organik yang terbuat dari jengkol dan keong mas.
Selain itu, ada Theresia Febriana Meo dari SMK Negeri 5 Berau, Kalimantan Timur berhasil mengembangkan karya solusi tepat guna dengan memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan alat penepung bagi beras, ketan, ketumbar, merica, dan sawut ubi. Kehadiran alat ini menggantikan peran alat penepung modern yang sulit ditemukan di pelosok negeri.
Sementara itu, I Putu Evan Priya Saguna dari SMA Negeri 4 Denpasar, Bali dengan mengembangkan karya perangkat elektronik sebagai alat bantu berjalan penyandang tuna netra dengan mendeteksi guiding block, sehingga meminimasi kesulitan saat berjalan di trotoar.
Tak hanya itu, pada puncak acara peserta juga dibekali ilmu-ilmu bermanfaat lewat seminar yang digelar Astra Honda Motor(AHM) Best Student 2020.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR