MOTOR Plus-online.com - Isu korupsi lobster, ternyata ada knalpotnya buat Yamaha RX-King.
Publik sedang menyoroti, akan penangkapan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menteri Kelautan dan Perikanan ini ditetapkan sebagai tersangka, akan kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait perizinan tambak, usaha, atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
Salah satu kasus yang disoroti, adalah pengelolaan ekspor benih lobster.
Baca Juga: Mantul, Knalpot Proliner Lebarkan Sayap, Kini Merambah di Ajang Balap Garuk Tanah
Baca Juga: Kisah Arrow Reflex, Knalpot Hedon Honda Vario Seharga Rp 7,5 Juta
Hewan krustakea laut ini, dikenal sebagai komoditas yang laris buat makanan.
Lobster termasuk krustakea besar, dengan ukuran lebih besar dibanding udang.
Bentuknya khas dengan capit dan tubuh yang melingkar, serta cangkang karapas yang terpisah-pisah.
Karapas lobster dan udang sendiri, jadi inspirasi buat knalpot terutama untuk motor-motor 2-tak.
Buat brother yang mengikuti balapan underbone 2-tak 90an, pasti tahu knalpot udang.
Knalpot udang punya ciri khas, yaitu bentuk header atau leher knalpot yang melingkar ke atas.
Sebelumnya knalpot udang banyak dipakai motor trail 2-Tak, demi ground clearance tinggi.
Knalpot udang lalu mulai dipakai di beberapa motor underbone legendaris, misalnya Yamaha F1ZR tim Pertamina.
Baca Juga: Ahmad Jayadi Cerita Duel Road Race Lawan Hendriansyah, Benarkah Kalah Motor?
Setelah knalpot udang, rupanya muncul versi lainnya yang disebut knalpot lobster.
Apa sih bedanya? Sebenarnya ini hanya penamaan masing-masing produsen knalpot saja.
Kedua-duanya punya ciri khas, dari bentuk expansion chamber atau perut knalpot-nya.
Namun knalpot udang kondang dengan bentuk chamber yang melingkar ke atas mesin, lalu diteruskan stinger dan silencer-nya.
Baca Juga: Silencer Knalpot Pakai Karbon, Apa Saja Keunggulannya Selain Mewah?
Sedangkan knalpot lobster, arah chamber-nya melingkar di depan mesin.
Arah stinger dan silencer-nya lalu diteruskan di bawah mesin, mirip knalpot 2-tak reguler.
Supaya lebih mewah dan mirip lobster, biasanya chamber-nya diberi finishing warna merah terbakar.
Biarpun bentuknya unik dan pernah berjaya di arena balapan, knalpot udang dan lobster rupanya sekarang jarang dipakai balapan.
View this post on Instagram
Kebanyakan tim balap motor 2-tak, memilih knalpot kalajengking dibanding knalpot udang.
Knalpot kalajengking adalah knalpot dengan stinger atau tekukan leher knalpot yang mendongkak ke atas.
Yulia Setiawan, punggawa bengkel spesialis knalpot Wawan Racing Concept (WRC), menyebut knalpot udang punya kelemahan dibandingkan knalpot kalajengking.
“Motor yang pakai knalpot udang itu lebih susah untuk dicari settingannya,” jelas Wawan dikutip dari GridOto.
Selain itu, bentuk expansion chamber atau perut knalpot udang berpengaruh pada karakter motor.
Knalpot udang punya expansion chamber yang lebih besar dan ‘meliuk’, membuat mesin bertenaga di rpm atas, namun loyo di putaran bawah.
“Sedangkan knalpot kalajengking powernya udah terasa dari bawah, karena gasnya lebih lancar terbuang” imbuh Wawan.
Karena itulah, knalpot kalajengking lebih cocok digunakan di sirkuit pasar senggol yang dipakai banyak balapan road race Tanah Air.
Baca Juga: Street Manners: Bikers Jangan Asal Pasang Knalpot Racing, Pahami Aturan Kebisingan Knalpot Motor
Dengan memakai knalpot kalajegking, motor berakselerasi lebih cepat di tikungan hairpin dan lintasan lurus yang pendek.
“Makanya sekarang nyaris 90 persen motor road race 2-Tak pakai knalpot kolongan seperti knalpot kalajengking itu,” tutup Wawan.
Namun knalpot udang dan lobster, tetap banyak peminatnya terutama yang ingin nostalgia balapan 90an.
Buat yang ingin nostalgia motor balap 2-tak, brother bisa nonton video motor-motor 2-tak balap legendaris DISINI.
Penulis | : | Reyhan Firdaus |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR