MOTOR Plus-Online.com – Wajib ditiru Kapolri yang satu ini, Jenderal Hoegeng Imam Santoso, Kapolri ke-5 (1968-1971).
Kejujuran dan ketegasan sikap Jenderal Hoegeng susah dicari bandingannya sebagai Kapolri.
Putera Hoegeng sendiri, Aditya Hoegeng, cerita langsung ke MOTOR Plus-Online.com.
Aditya Hoegeng atau yang akrab dipanggil Didit cerita resiko kejujuran dan ketegasan Jenderal Hoegeng.
Baca Juga: Calon Kapolri Bakal Hapus Tugas Polantas, Gak Tilang Kendaraan
Baca Juga: Kapolri Jujur Diberi Dua Motor Lambretta Ditolak Dan Dikembalikan
“Papi sebagai Kapolri enggak pernah memberikan sedikit pun fasilitas kepada kami. Ini bukti kejujuran Papi,” jelas Om Didit, sapaan akrab Aditya Hoegeng, kepada MOTOR Plus-Online.com tahun 2008.
Ternyata Didit sendiri adalah speedholic alias doyan balap.
Didit yang saat diwawancara menjabat Direktur Yamaha Music Manufacturing Indonesia, turun balap motor dan gokart.
“Papi bilang kalau mau balap cari duit sendiri buat balap. Tapi, cari duit yang benar. Harus jujur,” beber Didit, putera pertama Jenderal Hoegeng.
Kebayang anak Kapolri, bisa saja Didit disegani di lingkungan balap.
“Supaya saya bisa balap, saya jadi sales spare part di Asem Reges (Jakarta Pusat, red). Duitnya saya tabung buat balap di Ancol. Tidak sedikit pun saya dikasih papi untuk balap,” kata Didit.
Didit balapan di bawah sedikit generasi Edmond Cho dan Christian Iskandar.
Baca Juga: Kapolri Melarang Penggunaan Pelat Nomor Putih di Jalan, kok Masih Banyak Yang Pakai?
Edmond Cho ngetop di dunia balap motor dipanggil Obos.
Obos banyak melahirkan pembalap nasional terbaik dan pembalap yang turun di balapan dunia GP125 dan GP250.
Christian Iskandar, pembalap yang juga putera suhu korek nasional Michael Iskandar atau Om Cia.
Obos dan Christian Iskandar pembalap angkatan 1970-an.
“Enggak bakalan nyangka kalau Didit waktu masih balap anaknya Kapolri. Hampir enggak ada yang tahu dia bapaknya Kapolri. Didit orangnya sederhana banget,” ungkap Obos beberapa tahun lalu.
Jenderal Hoegeng menjabat sebagai Kapolri belum sampai 1 periode.
Meski usia jabatan Jenderal Hoegeng hanya 3 tahun kurang, tapi sosokya sebagai Kapolri yang bersih dan sederhana banyak diingat orang.
"Ada 3 polisi yang jujur di Indonesia. Polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng," kata Abdurrahman Wahid atau Gusdur saat diskusi di Koran Kompas tahun 2006.
Maksud dari omongan Gusdur kemungkinan, polisi tidur dan patung polisi enggak bakalan bisa disuap dan menyuap.
Begitu juga dengan Jenderal Hoegeng yang tidak bisa disuap dan menyuap.
Penulis | : | Niko Fiandri |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR