Jenderal Hoegeng Tak Punya Rumah, Pernah Tolak Pemberian Motor Lambretta

Ahmad Ridho - Sabtu, 23 Januari 2021 | 09:20 WIB
Kompas.com
Jenderal Hoegeng Imam Santoso bersama istrinya Merry Roeslani.

MOTOR Plus-online.com - Jenderal Hoegeng Iman Santoso tak punya rumah, tolak pemberian motor Lambretta pilih hidup sederhana.

Sepanjang hidupnya, Kapolri Jenderal Hoegeng memang dikenal sosok jujur dan rendah hati.

Punya jabatan tinggi gampang sekali untuk mendapatkan hadiah atau pemberian.

Seperti yang diceritakan Aditya, anak Kapolri tahun 1968-1971.

Katanya ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu.

Baca Juga: Calon Kapolri Bakal Optimalkan Tilang Elektronik, Ini Titiknya di Jakarta

Baca Juga: Hore Bebas Tilang oleh Polisi yang Ada e-Tilang Program Kapolri Baru

“Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit yang anak Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santosa itu.

Pantas Kapolri Hoegeng jadi legenda, hingga Presiden Ke-4 RI Abdurahman Wahid alias Gusdur pernah berkelakar.

"Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng," ucap Gusdur

Dalam momen-momen seperti hari ulang tahun Bhayangkara ke-72 yang diperingati tiap 1 Juli, kejujuran dan kesederhanaan Hoegeng selalu diceritakan.

Baca Juga: Calon Kapolri Bakal Hapus Tugas Polantas, Gak Tilang Kendaraan

Sosok polisi yang terkenal akan kejujuran dan keberaniannya.

Namanya begitu melegenda di republik ini.

Berikut kisah kejujuran Hoegeng yang sampai mengorbankan jabatan Kapolri ini.

Yogyakarta, 21 September 1970. Sumarijem, seorang penjual telur berusia 18 tahun, tengah menunggu bus di pinggir jalan.

Tiba-tiba dia diseret ke dalam mobil oleh beberapa pria.

Sum dibius dan dibawa ke rumah kecil di wilayah Klaten.

Di sana dia diperkosa bergiliran oleh para penculiknya.

Setelah itu Sum ditinggal begitu saja dipinggir jalan.

Baca Juga: Kapolri Resmi Beri Himbauan Ini, Bikers Tidak Bisa Konvoi Tahun Baru

Tribunnews.com
Istri mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso, Meri Hoegeng, Wakil Presiden RI ke-10 Jusuf Kalla, dan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad (kiri ke kanan) dalam peluncuran buku 'Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan' di Toko Buku Gramedia, Pondok Indah Mall, Jakarta, Minggu (17/11/2013).

Gadis malang ini kemudian melapor ke polisi.

Bukannya dibantu, Sum malah dijadikan tersangka dengan tuduhan membuat laporan palsu.

Dia diancam akan disetrum jika tidak mau menurut.

Kasus Sum disidangkan di Pengadilan Negeri Yogyakarta.

Jaksa menuntut Sum penjara tiga bulan dan satu tahun percobaan. Tapi majelis hakim menolak tuntutan itu.

Dalam putusan, Hakim Ketua Lamijah Moeljarto menyatakan Sum tak terbukti memberikan keterangan palsu. Karena itu Sum harus dibebaskan.

Belakangan polisi menghadirkan penjual bakso bernama Trimo.

Trimo disebut sebagai pemerkosa Sum.

Dalam persidangan Trimo menolak mentah-mentah.

Baca Juga: Kapolri Jujur Diberi Dua Motor Lambretta Ditolak Dan Dikembalikan

Dalam putusan hakim dibeberkan pula nasib Sum selama ditahan.

Dia dianiaya dan dipaksa mengakui berhubungan badan dengan Trimo, sang penjual bakso.

Hakim juga membeberkan Trimo dianiaya saat diperiksa polisi.

Hoegeng Turun Tangan

Hoegeng terus memantau perkembangan kasus ini.

Sehari setelah vonis bebas Sum, Hoegeng memanggil Komandan Polisi Yogyakarta AKBP Indrajoto dan Kapolda Jawa Tengah Kombes Suswono.

Hoegeng lalu memerintahkan Komandan Jenderal Komando Reserse Katik Suroso mencari siapa saja yang memiliki fakta soal pemerkosaan Sum.

Baca Juga: Cegah Curanmor Sampai Begal Saat PSBB Selama Ramadan, Kapolri Ajak Warga Gelar Siskamling

“Kita tidak gentar menghadapi orang-orang gede siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi kalau salah tetap kita tindak,” tegas Hoegeng.

Jenderal pemberani ini lantas membentuk tim khusus bernama Tim Pemeriksa Sum Kuning.

Tak disangka, kasus ini terus membesar dan dianggap mengganggu stabilitas nasional.

Presiden Soeharto bahkan sampai turun tangan agar kasus ini berhenti.

Persidangan lanjutan pun digelar.

Baca Juga: 5 Unit Suzuki TS 125 Dilelang Murah, Bekas Kendaraan Polisi Kehutanan

Polisi mengumumkan tersangka pemerkosa Sum ada 10 orang dan semuanya bukan anak pejabat seperti yang dituding Sum.

Para terdakwa ini membantah keras dan menyatakan siap mati jika benar memperkosa.

Hoegeng seperti tersadar. Ada kekuatan besar yang membelokkan kasus ini.

Benar saja. Pada 2 Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri.

Usai dipensiunkan di umur 49, seperti dikisahkan dalam buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono, Hoegeng kemudian mendatangi ibundanya untuk sungkem.

“Saya tak punya pekerjaan lagi, Bu,” kata Hoegeng.

Sang ibunda menjawab tenang. “Kalau kamu jujur dalam melangkah, kami masih bisa makan hanya dengan nasi dan garam,” kata sang ibunda.

Kompas.com/ Ist
Jenderal Hoegeng.

Kalimat sang ibunda menenangkan hati Hoegeng dan keluarganya.

Dan, hingga akhir hayatnya, Hoegeng tetap setia di jalan kejujuran yang dipilihnya.

Ternyata masa menyenangkan itu tidak berlaku bagi Hoegeng yang anti disogok.

Baca Juga: Memindahkan Pelat Nomor Kendaraan Tidak Ditilang? Ini Kata Polisi

Pria yang pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah.

Rumah dinas menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian.

Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yang kemudian menjadi satu-satunya mobil yg ia miliki.

Pengabdian yang penuh dari Pak Hoegeng tentu membawa konsekuensi bagi hidupnya sehari-hari.

Pernah dituturkannya sekali waktu, setelah berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu dia tidak tahu apa yang masih dapat dimakan oleh keluarga karena di rumah sudah kehabisan beras.

Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran.

Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.

“Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry sang istri.

Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun.

Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng.

Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.

Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis.

Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga.

Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp 10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp 7500!

Dalam acara Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp 10.000 menjadi Rp 1.170.000.

Pada 14 Juli 2004, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun.

Ia meninggal karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya. Hoegeng mengisi waktu luang dengan hobi melukisnya.

Tanggal 14 Juli 2004 silam, atau 14 tahun yang lalu, Indonesia kehilangan figur polisi yang baik, berani dan jujur. Hoegeng berpulang dalam usia 82 tahun.

 

Artikel ini sudah tayang di Tribun Medan berjudul: gus-dur-di-indonesia-hanya-ada-tiga-polisi-jujur-yakni-polisi-tidur-patung-polisi-dan-hoegeng

Penulis : Ahmad Ridho
Editor : Ahmad Ridho


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular