Ingat Tragedi Road Race di Solo Tahun 1999? Panitia Jadi Korban

Indra Fikri - Sabtu, 30 Januari 2021 | 16:00 WIB
Dok. M+
Masih ingat tragedi road race di Solo, Jawa Tengah karena membludaknya para penonton pada tahun 1999? Kaki panitia sampai putus.

MOTOR Plus-online.com - Masih ingat tragedi road race di Solo, Jawa Tengah karena membludaknya para penonton pada tahun 1999? Panitia jadi korban.

Tercatat sebanyak tujuh korban jatuh di kejuaraan Solopos Cup I Road Racing '99 pada hari Minggu (21/3/1999).

Salah seorang kakinya malah jadi korban kena sambar Kawasaki Ninja 150 kelas Sport Standar Pemula.

Setelah chicane pertama, Kawak Ninja nomor 289 tunggangan Suroto asal Karang Anyar melintas cepat di antara betis penonton.

Baca Juga: Nostalgia, 4 Pembalap Wanita Penakluk Underbone 2-Tak Tahun '90-an

Baca Juga: Dewa Road Race Indonesia Ternyata Pernah Juara Gokart, Ini Faktanya

Persis di depan pintu paddock tiba-tiba nongol setungkai kaki kiri.

Tanpa ampun, roda, jari-jari, cakram dan footstep Ninja Suroto menyambar celana jins berserta 'isinya'.

Serentak, penonton di sekitarnya berteriak histeris.

"Sikile tugel, sikile tugel... (Kakinya putus, kakinya putus...)," teriak penonton.

Turhono, sang korban, ternyata anggota panitia penghubung nilai dan jadwal lomba.

Baca Juga: Ketua IMI Baru, Bamsoet Survey Lahan Untuk Bikin Sirkuit Baru di Bali

Korban Turhono langsung diseret ke trotoar.

Sementara, Suroto yang baru dua putaran di posisi terdepan.

Suroto jatuh tengkurap dan terseret bermeter-meter bersama motornya.

Balap dihentikan, meski cuma sejenak dan dilanjutkan kembali setelah korban dilarikan ke rumah sakit.

"Spontanitas penonton tak bisa dibendung lagi," pasrah Alain Sarjono, BA, ketua panitia yang saat itu urung membubarkan acara lantaran tuntutan penonton.

Baca Juga: Jelang Pemilihan Ketua IMI Pusat Yang Baru, Inilah Harapan Tim-tim Balap Motor Indonesia

Dok. M+
Turhono pasrah kehilangan kaki

 

Padahal, selama 17 race sebelumnya, panitia sudah wanti-wanti agar penonton tidak berkerumun di sisi lintasan.

Makin semrawut, lantaran 100 petugas keamanan gabungan Brimob, Korem, Kodim dan polres Sukoharjo tak semuanya nongol.

"Seharusnya keamanan kumpul jam 06:30," protes Dicky Setiawan, wakil ketua panitia yang ikutan turun balap.

Toh, gelora dan animo penonton yang tinggi tak bisa diajak kompromi lagi.

Baca Juga: Siap-siap, Balap Motor Bertajuk H. Putra Indonesia Cup Prix (ICP) 2020 Segera Mulai, Ini Jadwal Putaran Pertama

Sekalipun turun hujan deras di tengah lomba hingga ujung acara.

Penonton tetap membanjiri sekeliling lintasan sepanjang 800 meter.

Sampai-sampai protes pembalap Solo yang dikalahkan Hendriansyah (Yogyakarta) dalam kelas Bebek Tune Up Seeded A.

Hanya bisa dimaklumi ketua Pengda IMI Jawa Tengah, Pudyastomo Gunadi.

"Ciri khas penonton di Solo, ya begitu itu," ungkapnya.

Penulis : Indra Fikri
Editor : Joni Lono Mulia


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular