MOTOR Plus-online.com - Masih ingat tragedi road race di Solo, Jawa Tengah karena membludaknya para penonton pada tahun 1999? Panitia jadi korban.
Tercatat sebanyak tujuh korban jatuh di kejuaraan Solopos Cup I Road Racing '99 pada hari Minggu (21/3/1999).
Salah seorang kakinya malah jadi korban kena sambar Kawasaki Ninja 150 kelas Sport Standar Pemula.
Setelah chicane pertama, Kawak Ninja nomor 289 tunggangan Suroto asal Karang Anyar melintas cepat di antara betis penonton.
Baca Juga: Nostalgia, 4 Pembalap Wanita Penakluk Underbone 2-Tak Tahun '90-an
Baca Juga: Dewa Road Race Indonesia Ternyata Pernah Juara Gokart, Ini Faktanya
Persis di depan pintu paddock tiba-tiba nongol setungkai kaki kiri.
Tanpa ampun, roda, jari-jari, cakram dan footstep Ninja Suroto menyambar celana jins berserta 'isinya'.
Serentak, penonton di sekitarnya berteriak histeris.
"Sikile tugel, sikile tugel... (Kakinya putus, kakinya putus...)," teriak penonton.
Turhono, sang korban, ternyata anggota panitia penghubung nilai dan jadwal lomba.
Baca Juga: Ketua IMI Baru, Bamsoet Survey Lahan Untuk Bikin Sirkuit Baru di Bali
Korban Turhono langsung diseret ke trotoar.
Sementara, Suroto yang baru dua putaran di posisi terdepan.
Suroto jatuh tengkurap dan terseret bermeter-meter bersama motornya.
Balap dihentikan, meski cuma sejenak dan dilanjutkan kembali setelah korban dilarikan ke rumah sakit.
"Spontanitas penonton tak bisa dibendung lagi," pasrah Alain Sarjono, BA, ketua panitia yang saat itu urung membubarkan acara lantaran tuntutan penonton.
Baca Juga: Jelang Pemilihan Ketua IMI Pusat Yang Baru, Inilah Harapan Tim-tim Balap Motor Indonesia
Padahal, selama 17 race sebelumnya, panitia sudah wanti-wanti agar penonton tidak berkerumun di sisi lintasan.
Makin semrawut, lantaran 100 petugas keamanan gabungan Brimob, Korem, Kodim dan polres Sukoharjo tak semuanya nongol.
"Seharusnya keamanan kumpul jam 06:30," protes Dicky Setiawan, wakil ketua panitia yang ikutan turun balap.
Toh, gelora dan animo penonton yang tinggi tak bisa diajak kompromi lagi.
Sekalipun turun hujan deras di tengah lomba hingga ujung acara.
Penonton tetap membanjiri sekeliling lintasan sepanjang 800 meter.
Sampai-sampai protes pembalap Solo yang dikalahkan Hendriansyah (Yogyakarta) dalam kelas Bebek Tune Up Seeded A.
Hanya bisa dimaklumi ketua Pengda IMI Jawa Tengah, Pudyastomo Gunadi.
"Ciri khas penonton di Solo, ya begitu itu," ungkapnya.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR