Ini kuncinya. Ibarat kita masak roti di rumah vs buat di pabrik. Biaya pembuatan di pabrik (skala massal seperti PLN) tentu akan jauh lebih murah dan ekonomis dibandingkan saat kita masak sendiri, bukan?," jelas Peter dengan rinci.
Peter juga mengatakan, KOSMIK Indonesia saat ini sudah semakin besar yang anggotanya bukan hanya pecinta sepeda motor listrik saja.
"Ya sebetulnya KOSMIK itu komunitas sepeda motor listrik. Tetapi sekarang anggota kita bahkan dari produsen bus listrik," kata pria ramah ini.
Sehari-harinya, Peter Kho membantu pemerintah untuk mencari terobosan penetrasi kendaraan listrik di Indonesia.
"Terutama di dua kota, yaitu Jakarta dan Bali. Tapi kebanyakan acara bersifat private antara pemerintah dan produsen," jelas dia.
Meski begitu, Peter mengaku saat ini perkembangan kendaraan listrik di Indonesia belum sesuai dengan harapannya.
"Masih sangat banyak masyarakat yang tidak paham bahwa Indonesia susdah punya sekian banyak brand EV (Electric vehicle) lokal,"
"Kita bisa lihat di media sosial, setiap bahas EV yang masyarakat paham adalah Tesla,"
Baca Juga: Gak Main-main, Yamaha Tancap Gas Garap Motor Listrik Berteknologi Tinggi
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR