MOTOR Plus-Online.com - Nama brand Asep Hendro Racing Sport (AHRS) sudah malang melintang di dunia balap motor.
Perjalanan brand AHRS tidak langsung berjalan mulus seperti saat ini.
Pemilik brand, Asep Hendro memulai karir menjadi pembalap nasional.
Bahkan awalnya Juragan panggilan akrab Asep Hendro hanya pembalap jalanan.
Hal itu dilakukannya sejak 1990 di Bandung, Jawa Barat.
Kehebatannya dalam balapan liar membuat Suzuki kepincut.
Memasuki 1991, Juragan pun dikontrak Suzuk hingga 2012.
Berbagai gelar juara diraihnya bersama Suzuki.
Baca Juga: Profil Wiet Custom, Spesialis Kelistrikan Motor Berawal Dari Kamar Kost
Baca Juga: Profil Riple, Rental Motor Terlengkap di Jakarta dari Mocil Sampai Moge 4 Silinder Bisa Disewa
Dari 2004 hingga 2007, Juragan menjadi juara pertama Asean motor bebek underbone.
Pada 2007 ia juga menyabet juara pertama kejuaraan motocross nasional.
Kemudian juara pertama kejuaraan balap motor indoprix dan motoprix.
Tahun 2013, akhirnya dikontrak Honda.
Pada tahun 1993, Juragan mulai kepikiran membuka usaha meski saat itu ia juga bekerja di Astra Honda.
Meski bekerja, ia ikut balapan, pada tahun itu, orang tuanya meninggal dan ia pun menumpang hidup dengan pamannya.
Hal itu membangkitkannya untuk membuka usaha sendiri.
Menapaki 1994, Juragan memutuskan keluar dari Honda dan membuka bengkel motor bersama temannya di Kelapadua, Cimanggis, Depok.
Baca Juga: Profil Surya Painting 18 Spesialis Cat Pelek Motor Bisa Ditunggu, Pagi-pagi Udah Banyak yang Antre
Karena keuangan tidak dipegangnya, bengkel itu goyah.
Hingga akhirnya, bengkel itu gulung tikar.
Namun, Asep tak pantang menyerah.
Tahun 1995, Asep kembali membuka bengkel bersama rekannya yang lain.
Hasilnya kembali bangkrut, karena tidak jelasnya manajemen keuangan.
Akhirnya pada 1997 bermodalkan Rp3,7 juta, juragan membuka bengkel dengan nama Asep Hendro Racing Sport (AHRS).
Dengan penuh ketekunan dan keuletan, Asep membangun bisnisnya tersebut.
Ia yang membuka modifikasi motor serta bengkel umum serta memproduksi jaket kulit dan sarung tangan kulit makin lama makin berkembang.
Baca Juga: Profil RAW, Mantan Artis FTV Yang Banting Setang Jadi mekanik Balap
Nama AHRS semakin melejit setelah menjual wearpack.
Saat itu ia memutuskan untuk mengembangkan lagi bisnisnya dengan membuat racing suit asli buatan lokal.
Peluang pembuatan racing suit dinilai cocok karena saat itu pembalap tanah air masih menggunakan brand luar negeri.
Ini yang membuat para pembalap Indonesia harus mengeluarkan kocek lebih.
Sementara wearpack bikinan pria yang memulai karirnya sebagai pembalap grastrack pada 1988 ini ditawarkan jauh lebih murah.
Bayangkan nih pada tahun 1998 hingga 2000an hanya baju balap luar negeri dibanderol dengan harga mulai 8 jutaan.
Sementara baju balap AHRS hanya dibanderol Rp 2,1 juta
Terbaru, AHRS mulai ikut mengembangkan produknya dengan menjual jaket motor safety
Meski jaket safet, tapi AHRS membuat jaket tetap dalam tampilan yang modis.
Jaket ini terbuat dari Taslan loh, bahan taslan memang tergolong awet dan mampu bertahan di segala cuaca.
Selain itu bahan diproduksi dengan menggunakan teknologi canggih dan berkaitan dengan nanoteknologi.
Karena nanoteknologi, bahan taslan merupakan bahan yang anti air.
Meski memakai bahan taslan, jaket ini sudah memakai protector safety riding.
"Jaket kita (AHRS -red) menggunakan protektor dalam untuk melindungi bahu, sikut maupun bagian pundak belakang," kata Operation Manager AHRS Muhamad Hadi saat dihubungi Motor Plus.
Hadi menambahkan jaket ini diperuntukan bukan hanya untuk riding saja, melainkan bisa buat jalan-jalan ke mall.
"Penggunaan jaket tersebut tidak hanya saat berkendara saja tapi bisa digunakan untuk ke mall nongkrong-nongkrong," sambungnya.
Urusan harga juga terbilang murah kok bro, brother bisa cukup merogoh kocek Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu untuk bawa pulang jaket ini.
Alesan jaket ini bisa murah soalnya jaket ini diproduksi sendiri di Garut, Jawa Barat.
Buat brother yang berminat datang langsung ke store AHRS atau bisa melalui sosial media dan market place AHRS.
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR