MOTOR Plus-Online.com - Bikers Sunmori bongkar alasan kenapa aktivitas riding Minggu pagi malah banjir hujatan.
Sunday Morning Ride (Sunmori) belakangan sudah menjadi bagian gaya hidup bikers.
Kumpul-kumpul, riding ke suatu tempat di hari Minggu pagi dan berakhir dengan kulineran.
Aktivitas ini memang positif sekaligus memperkuat tali persaudaraan antar bikers.
Saling kumpul, ngebahas soal motor dan kadang disisipkan jual beli spare part motor, helm dan aksesorisnya juga.
Tapi seiring berjalannya waktu, Sunmori malah berubah jadi aktivitas negatif.
Bagaimana enggak, rombongan bikers malah memanfaatkan kondisi jalan yang sepi sebagai ajang balapan.
Jalan raya yang kondisinya lengang mendadak jadi sirkuit dadakan.
Baca Juga: Selain Sunmori, Ada Sebutan Lain yang Dipakai Anak Motor, Apa Saja Tuh?
Baca Juga: Apes, Niat Kabur Dari Razia, Peserta Sunmori Malah Tabrak Motor Polisi
Adu kencang dan saling pamer motor di jalan umum, dan itu sangat membahayakan pengguna jalan lain.
Karena jadi ajang balap motor di jalan raya, beberapa kali insiden kecelakaan terjadi.
Tabrakan dengan sesama peserta Sunmori atau pemotor lain sampai merenggut korban jiwa.
Seringnya insiden kecelakaan karena adu kebut saat Sunmori membuat masyarakat di sekitar lokasi marah dan berujung hujatan di media sosial.
Sebenarnya Sunmori sendiri dilakukan bukan cuma Jakarta saja, tetapi di berbagai kota di Indonesia sudah bisa disebut sebagai tradisi.
Baca Juga: Kejadian Lagi, Sunmori di Tangerang Kembali Makan Korban, Seorang Bikers Meregang Nyawa
Bukan hanya anak muda, bikers kawakan alias senior sudah lebih dulu ikut Sunmori.
Salah satu bikers Sunmori akhirnya buka suara terkait kegiatan cari udara segar mendadak jadi ajang balapan sampai berujung hujatan.
“Makin banyak yang suka ngebut karena ngikut ‘influencer’ di media sosial yang emang menunjukkan aksi kebut-kebutan mereka itu, arogan lah di jalan."
"Gue ngakuin sih emang waktu lagi aktif Sunmori sama temen-temen juga suka kebut-kebutan," buka Atra Barona.
Cowok yang berstatus mahasiswa ini mengaku aksi balapan saat Sunmori karena beberapa influencer yang menunjukkan aksinya ke publik, sehingga makin banyak orang yang jadi pengin dilihat 'keren'.
Baca Juga: Kok Bisa Biker Sunmori yang Tabrak Emak-emak Sampai Tewas di Bintaro Gak Dipenjara?
“Respect-lah kalo di jalan, kan itu pengendaranya banyak. Apalagi semenjak kejadian dari salah satu temen gua meninggal gara-gara arogan di jalan. Jadi bikin kita semua sadar itu bahaya,” tambahnya.
Melencengnya tradisi Sunmori alias cari angin sambil riding di Minggu pagi jadi ajang kebut-kebutan gak jelas ikut dikomentari founder Kawahara, Jessy Coq Siswanto.
“Sunmori tuh buat seneng-seneng aja, malah anak-anak muda sekarang yang suka ngebut-ngebut di jalan itu kenapa?"
"Kalau pengin ngebut ada tempatnya, jangan membahayakan orang lain,” ucap Jessy Coq Siswanto.
“Wajar kalo Pemerintah nanti akan melarang Sunmori, tapi buat bikers yang taat aturan pemerintah juga gak bisa larang. Kalo sudah taat siapa yang mau larang?” tambahnya.
InstaStory founder Kawahara ini banyak aktivitas saat sedang ikutan Sunmori, bahkan riding sampai ke Bali.
“Ke Bali itu gak sengaja, kadang suka lupa diri," celoteh Jessy Coq Siswanto.
Nah, mulai sekarang kembalikan ajang Sunmori ke tujuan awalnya, riding santai sambil cari angin segar.
Bukan ajang pamer motor dan berujung ugal-ugalan sambil adu kecepatan di jalan raya.
Keep safety riding bro.... (Delcy)
Penulis | : | NTMCPolri.info |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR