"Saya enggak tahu kalo saat itu sedang viral. Akhirnya keesokan harinya saya membuatlah spanduk 'Bengkel Termahal di Kota Bandung' untuk menghindari hinaan dan cacian orang," ungkap Aliando.
"Sejak itulah nama ini terinspirasi, sehingga seandainya ada orang komplain kemahalan, ya sudah terpampang di spanduk," sebutnya.
Aliando mengaku, bahwa bengkel ini sudah bertahan selama 21 tahun.
Sehingga dia menilai tidak akan bisa bertahan lama jika memang bengkel tersebut jelek dan mahal.
"Kurang baik bagaimana kami ini, enggak minta biaya lalu diminta dipasang lagi mesinnya," ucap Aliando.
"Ditambah kalau motor sudah dibongkar karena turun mesin, ya minimal tiga jam dikerjakannya dan saya harus bayar dua karyawan," ujarnya.
Bengkel ini beroperasi selama 24 jam, sebelumnya beroperasi normal seperti bengkel lainnya.
Namun, dengan adanya pandemi, Aliando pun merasakan orang yang datang tak terlalu banyak.
Baca Juga: Profil Spesialis Oli Curah, Harga Jauh Lebih Murah dari Oli Kemasan
Source | : | TribunJabar.id |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR