"Kenaikan harga BBM ini kan sebenarnanya juga masih sulit diterima masyarakat, yang saat ini kondisinya memang sedang baru mau pulih dari Covid-19," tuturnya dikutip dari Kompas.com.
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang baru mulai pulih dari pandemi Covid-19.
Keputusan menjual Pertalite di bawah harga keekonomian, bertujuan untuk tidak membuat keresahan di masyarakat bila dilakukan kenaikan harga yang cukup tinggi mengikuti harga minyak mentah dunia.
"Sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan tetap support (mendukung) kelancaran penyediaan dan distribusi BBM yang terjangkau," kata dia.
Baca Juga: Buruan Cek Harga Bensin Pertamina Terbaru, Ternyata Harga BBM Ini Turun Segini
Hal yang sama juga dilakukan pada BBM jenis premium, yang tetap dijual dengan harga Rp 6.450 per liter.
Padahal harga keekonomiannya saat ini sudah mencapai Rp 9.000 per liter.
Terkait selisih harga jual dan harga keekonomian tersebut, Soerjaningsih memastikan, pemerintah akan memberikan kompensasi kepada Pertamina agar perseroan tidak merugi.
Namun, saat ini besaran kompensasinya masih dilakukan penghitungan.
"Jadi kemungkinan pemerintah yang kira-kira ngalah lah sama rakyat biar tetap tenang, tidak ada inflasi," pungkas dia.
Source | : | Kompas.com,Pertamina |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR