“Saya bisa saja jauh lebih cepat, tapi saya masih terjebak di belakang pembalap Ducati. Saya bisa saja mengikuti kecepatan Pecco Bagnaia, malah saya harus melakukan 15 lap di belakang Martin, yang hampir satu detik lebih lambat dari saya,” kata Fabio Quartararo.
Tes MotoGP Jerez akan sangat penting untuk menjernihkan pikiran, Quartararo telah menuntut lebih banyak power dari mesin Yamaha M1-nya selama beberapa waktu.
“Kami terlalu jauh dari top speed yang kami butuhkan di trek seperti ini. Saya melihat bahwa motor kami memiliki kelemahan yang jelas yang tidak dimiliki orang lain,” sambungnya.
Sejak Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, Yamaha merasa seperti di atas angin jika start dari depan.
Mesin selalu menjadi keunggulannya, mengimbangi karakteristik positif lainnya, seperti kelincahan saat menikung.
Di Jepang mereka tampaknya lebih fokus pada sasis daripada mesin, tetapi Fabio Quartararo meminta perubahan filosofi.
“Sangat bagus bahwa frame baru terus diuji di Jerez, Misano atau Barcelona. Tapi saya pikir mereka harus lebih fokus pada mesin baru," ungkap Fabio.
"Sejujurnya, masa depan masih jauh dari cerah. Kami membutuhkan lebih banyak top speed karena kami tidak bisa menyalip," tegasnya.
Baca Juga: Fabio Quartararo Perdana Gagal Finish di MotoGP 2021, Padahal Kejar Target
Source | : | Corsedimoto.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR