Perlu ada pengujian lebih lanjut tentang oli palsu.
Hal itu disampaikan Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri.
"Karena kemasan oli selalu tidak tembus pandang, kalau tembus pandang akan cepat rusak akibat adanya sinar yg masuk sehingga proses oksidasi terjadi lebih cepat," buka Tri Yuswidjajanto Zaenuri saat dihubungi MOTOR Plus Online, Selasa (14/12/2021).
"Maka deteksi warna dan kejernihan sebagai tolok ukur awal tidak bisa dilakukan." ungkap pria dengan sapaan akrab Prof Yus tersebut.
Baca Juga: Oli Palsu Dilihat Kasat Mata Awam Sudah Ketahuan Begini Caranya
Ia juga menjelaskan soal pengujian oli berdasarkan warna dan tingkat kejernihan.
"Kalaupun nanti warna dan kejernihan sama dengan oli asli, sifat kimia/fisika serta unjuk kerjanya belum tentu setara." ujarnya.
"Oli kan terdiri dari base oil dan aditif. Kalau pemalsu hanya menyaring dan menjernihkan pelumas bekas, maka jelas secara fisika/kimia dan unjuk kerja akan jauh berbeda," tutur Prof Yus.
"Sebab kekentalannya telah berubah dan aditif sebagai penentu kinerjanya mungkin juga sudah banyak yang hilang/tidak berfungsi lagi," tukasnya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR