MOTOR Plus-online.com - Waspada, oli palsu belum tentu bisa kelihatan dari warna sampai kemasan, ahli bongkar alasannya.
Selalu cek oli motor yang brother pakai dan beli, jangan sampai jadi korban oli palsu.
Lagi heboh soal peredaran oli palsu beberapa waktu belakangan.
Bahkan, sempat ada kabar penggerebekan gudang oli palsu belum lama ini.
Lokasi gudang oli palsu tersebut berada di Kampung Cilongok Jalan Raya Pasar Kemis, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.
Polresta Tangerang bekerja sama dengan Polda Kalimantan Selatan yang membongkar gudang oli tersebut.
Merek oli palsu tersebut bermacam-macam dan juga merek terkenal.
Selain itu, brother harus waspada, soalnya belum tentu oli palsu bisa terlihat dari warna dan pengemasannya.
Baca Juga: Deretan Kasus Oli Palsu Yang Bikin Geger, Untungnya Tembus Segini Per Botol
Perlu ada pengujian lebih lanjut tentang oli palsu.
Hal itu disampaikan Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri.
"Karena kemasan oli selalu tidak tembus pandang, kalau tembus pandang akan cepat rusak akibat adanya sinar yg masuk sehingga proses oksidasi terjadi lebih cepat," buka Tri Yuswidjajanto Zaenuri saat dihubungi MOTOR Plus Online, Selasa (14/12/2021).
"Maka deteksi warna dan kejernihan sebagai tolok ukur awal tidak bisa dilakukan." ungkap pria dengan sapaan akrab Prof Yus tersebut.
Baca Juga: Oli Palsu Dilihat Kasat Mata Awam Sudah Ketahuan Begini Caranya
Ia juga menjelaskan soal pengujian oli berdasarkan warna dan tingkat kejernihan.
"Kalaupun nanti warna dan kejernihan sama dengan oli asli, sifat kimia/fisika serta unjuk kerjanya belum tentu setara." ujarnya.
"Oli kan terdiri dari base oil dan aditif. Kalau pemalsu hanya menyaring dan menjernihkan pelumas bekas, maka jelas secara fisika/kimia dan unjuk kerja akan jauh berbeda," tutur Prof Yus.
"Sebab kekentalannya telah berubah dan aditif sebagai penentu kinerjanya mungkin juga sudah banyak yang hilang/tidak berfungsi lagi," tukasnya.
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR