"Untuk menambah interval ganti oli itu harus dibuktikan dengan metode yang benar dan data, tidak bisa otomatis oli double ester bisa dipakai lebih lama," buka Rizqon Fajar, Ahli Peneliti Utama di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) saat ditemui MOTOR Plus-online.com (17/12/2021).
"Ester itu kan pelumas sintetik, PAO (poly alpha olefins) grup 4 dan 5. Itu memang sudah menjadi pengetahuan bahwa kualitasnya lebih bagus. Jadi kalau oli itu mengandung ester apalagi double ester, secara teori memang lebih bagus dan bisa dipakai lebih lama, tetapi kenyataannya belum tentu seperti itu," lanjutnya saat ditemui di kawasan Puspitek, Tangerang Selatan.
Menurut Rizqon, ada beberapa faktor yang menentukan oli berspesifikasi tinggi seperti double ester itu bisa dipakai lebih lama atau tidak.
"Yang pertama adalah kondisi mesin motor di lapangan kan berbeda-beda, ada yang sudah tua, muda, ada yang terawat dan tidak terawat," kata pria ramah ini.
Ia memberi contoh misalnya motor yang dipakai mengalami kebocoran kompresi, sehingga membuat oli mesin jadi tercampur dengan bahan bakar.
Hal itu yang membuat oli menjadi tidak bagus lagi dan berujung harus segera diganti lagi dengan yang baru.
"Kalau sudah tercampur bahan bakar dengan oli, itu membuat kekentalan (viskositas) oli sudah berkurang jadi lebih encer dan tidak bisa lagi melindungi permukaan logam dari gesekan," jelasnya.
"Kan sering juga pemotor sering stop & go, nyalip-nyalip saat kemacetan sambil melakukan akselerasi yang berlebihan, itu membuat bahan bakar lebih boros dan kalau ada kebocoran kompresi maka makin banyak bahan bakar yang bercampur dengan oli mesin," lanjut dia lagi.
Baca Juga: Waspada Oli Palsu, Yamaha Kasih Cara Beli Produk Yamalube Biar Bikers Gak Tertipu
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR