Layout sirkuit ini menjadi kurang lebih sama seperti sirkuit perkotaan dengan jalur lurus yang mendominasi dipadukan dengan tikungan patah.
Hanya saja, karena pembangunan di Jakarta zaman '70-an dulu belum sepesat sekarang.
Bayangkan saja daerah desa atau perumahan yang belum dibangun sehingga hanya berupa tanah kosong dengan ilalang serta beberapa pohon diberi jalanan aspal dan dipakai untuk balap.
Sebegitu sederhananya sirkuit ini sampai-sampai paddock peserta balapan pun berada dibawah pohon.
Secara spesifikasi, sirkuit ini setelah mengalami renovasi 1971 berubah menjadi seperti bentuk huruf L macam sirkuit Salzburg (Austria) dan Lakeside (Australia) pada zamannya.
Baca Juga: Wow, Inilah Pembalap Kenamaan Indonesia Yang Bersinar, Saat Era Sirkuit Ancol
Panjang lintasannya menjadi 4.470 m dengan lintasan lurus yang melalui restoran Duta Toradja sepanjang 1.070 m.
Lebar jalannya pun juga ditambah menjadi 9 meter dan 12 meter dari yang sebelumnya direncanakan minimum 10 meter dan maksimum 18 meter setelah mempertimbangkan aspek keamanan.
Tidak heran kalau kemudian sirkuit ini menjadi salah satu yang terbaik di Asia pada waktu itu tepat di belakang sirkuit Fuji, Jepang.
Tidak heran juga kalau kemudian ada banyak acara berskala internasional yang dihadirkan di sirkuit ini seperti misalnya Grand Prix Ancol, endurance 7 jam Ancol dan sebagainya.
Mobil-mobil yang berlaga di sirkuit ini juga sebenarnya tidak main-main juga. PT. Astra misalnya, pernah mengembangkan Toyota Starlet KP47 dan Toyota Corolla KE30 dengan Tom's Jepang khusus untuk spesifikasi sirkuit ini.
Sirkuit Ancol sendiri awalnya dikelola BPP Ancol, dan sempat dipegang oleh Herman Sarens Sudiro sedangkan untuk Tinton Soeprapto kebagian pada tahun 1983.
Sampai kemudian Gubernur Soeprapto mengirim perintah kepada Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang pada saat itu dijabat oleh Hutomo Mandala Putra, yang akrab dipanggil Tommy.
Yang intinya, boleh menggunakan sirkuit Ancol sampai ada penggantinya.
Baca Juga: Wuih, Yamaha TZR250 Motor Balap Zaman Ancol Masih Ada, Tersisa 2 Unit
Luas area sirkuit Ancol yang semula 40 hektar jadi mengecil yang menyisakan luas lahan sekitar 12 hektar.
Selain warga pemukiman terganggu dengan deru mesin balap dan polusi asap, Sarana di dalam arena sendiri banyak yang rusak.
Barangkali satu-satunya yang masih mulus pada saat itu hanya lintasan sirkuitnya sendiri.
Hingga pada akhirnya Sirkuit Ancol pun ditutup pada tahun 1992, digantikan oleh Sirkuit Sentul yang berada di Bogor yang berjarak 40 km dari Jakarta.
Terbaru sirkuit Ancol bakal kembali dihidupkan setelah pemprov Jakarta menetapkan lokasi sirkuit untuk Formula E.
Sirkuit Ancol pun akan dibangun mengikuti spesifikasi FEO dan FIA.
Sirkuit ditargetkan rampung pada April 2022.
Dalam sketsa desain sirkuit Formula E yang diterima Tribun diketahui memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter dan 18 tikungan.
Nantinya sirkuit dibuat dengan arah lintasan searah jarum jam dan memiliki panjang 600 meter untuk trek lurus.
Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol ditargetkan selesai dibangun pada April 2022 dan berbentuk kuda lumping.
Gimana penasaran gak nih sama sirkuit baru Ancol?
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR