"Bagaimana mendatangkan wisatawan, menciptakan multiplier effect, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Dari situ awalnya," sambung Abdulbar.
"Mengapa kami memilih sirkuit? Karena pertama kita lihat, Indonesia sudah 25 tahun tidak punya sirkuit kelas internasional, tidak punya ajang balapan internasional," ungkapnya.
"Padahal, fanbase kita terkait MotoGP terbesar di dunia. Penonton Indonesia bahkan rela ke Malaysia menonton MotoGP," jelas Abdulbar.
"Kita juga bikin ini tidak asal-asalan. Pak Jokowi selalu berpesan membuat sesuatu itu yang mendunia. Sirkuit ini menggunakan teknologi terbaik di dunia, salah satunya menggunakan stone mastic asphalt," bangganya.
Lalu. siapa yang pertama kali memiliki ide membangun sirkuit?
"Kami punya partner kelas dunia, Vinci, yang masuk pada 2018. Kontrak perjanjian Vinci dengan kita 15 tahun," sebut Abdulbar.
"Dia akan investasi 1 miliar dollar AS, sekitar Rp 14 triliun. Mereka sewa lahan 131 hektar dan meminta menjadi partner," ucapnya.
"Kemudian, dia sarankan mengapa tidak membangun sirkuit kelas dunia untuk MotoGP? Kami kemudian sama-sama mendatangi Dorna Sports (pemilik hak komersial MotoGP dan Superbike)," tutup Abdulbar.
Baca Juga: Akhirnya Marquez Ngakuin Kehebatan Rossi Jelang MotoGP Indonesia 2022 Di Sirkuit Mandalika
Source | : | kompas.id |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR