Baca Juga: Viral, Satu Kampung Dapat Uang Kaget Setara Ratusan Motor Yamaha NMAX
Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.
Mugi saat itu sebetulnya tidak ingin menjual lahan pertaniannya, tetapi dirinya seringkali didatangi perwakilan dari pihak Pertamina saat berada di sawah.
"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," jelasnya.
Kecewa dengan perusahaan yang mereka nilai memberikan harapan palsu tersebut, ratusan warga sekitar lokasi proyek nasional pembangunan kilang minyak PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) berunjuk rasa.
Baca Juga: Heboh Warga Tuban Dapat Uang Rp 8 Miliar, Bisa Beli Berapa Motor Baru?
Mereka menagih janji PT Pertamina GRR Tuban yang akan memprioritaskan warga lokal sebagai pekerja sebagaimana yang dijanjikan saat proses pembebasan lahan.
Suwarno, koordinator warga menyampaikan, pihak perusahaan mensyaratkan pekerja dari warga lokal harus di bawah usia 50 tahun.
"Ada pembatasan persyaratan usia yang dilakukan pihak perusahaan di atas 50 tahun tidak diperbolehkan,"
Padahal, janjinya pada saat proses pembebasan lahan saat itu perusahaan tidak menyampaikan adanya persyaratan yang mempersulit warga.
"Ini gimana pekerja kasar aja tidak diperbolehkan, Tapi, kenyataannya ada pekerja dari luar ring 1 yang usianya di atas batas umur yang ada," ujarnya.
Baca Juga: Tajir Mendadak Kalau Punya Uang Kuno Seperti Ini, Kolektor Berani Beli Rp 200 Juta
Perwakilan PT Pertamina GRR, Solikhin mengatakan akan menyampaikan tuntutan warga ke pihak manajemen di pusat.
Solikhin mengaku tidak berhak memberikan keterangan kepada publik terkait permasalahan tersebut.
"Ya, nanti pihak coorporate yang akan menjawab semuanya melalui lembaran press release,"
Sebagai informasi, dulunya Pertamina menghargai tanah Rp 600-800 ribu per meter.
Baca Juga: Jalanan Macet, Pengendara Suzuki Smash Meregang Nyawa Disambar Truk, Kendaraan Roda Tiga Buron
Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto bilang terdapat 840 KK, sedangkan yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 Kepala Keluarga (KK).
Jika diratakan satu keluarga memiliki Rp 8 miliar.
Kalau buat beli motor baru seperti All New NMAX Connected/ABS yang harganya Rp 34,8 juta, bisa borong ratusan unit, tepatnya 229.
Semoga permasalahan warga kampung tersebut bisa segera selesai ya, bro.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dulu Kaya Raya, Kini Warga Kampung Miliarder di Tuban Mengaku Menyesal Jual Tanahnya"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Galih Setiadi |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR