Begini Aturan Kode-kode di Helm Motor, Bukan Asal Tempel Lho

Erwan Hartawan - Rabu, 2 Februari 2022 | 20:39 WIB
bbkk.kemenperin.go.id
Ilustrasi kode pada helm motor

MOTOR Plus-Online.com - Coba perhatikan embos Standart Nasional Indonesia (SNI) pada helm motor.

Atau terdapat juga stiker Snell, ECE, dan Department of Transportation (DOT) pada helm.

Nah itu merupakan kode-kode yang dibuat tidak asal tempel.

Stiker-stiker tersebut mewakili jenis sertifikasi dari helm tersebut.

Misalnya aja kode DOT merupakan standar helm yang diberlakukan oleh Departemen Transportasi Amerika Serikat.

Saat ini i standar DOT di Amerika hadir dengan regulasi FMVSS 218.

Adapun terdapat juga kode ECE yang berarti tandar keselamatan yang diprakarsai oleh Economic Commission for Europe.

Standar ini digunakan sekitar 47 negara Eropa dan helm yang memiliki sticker ECE harus lulus regulasi 22.05 yang berlaku saat ini.

Baca Juga: Cara Ukur Kepala Sebelum Beli Helm, Gak Boleh Asal-asalan

Sementara standar yang ditentukan oleh Snell Memorial Foundation.

Tes helm SNELL hanya bersifat sukarela, dan hanya diwajibkan oleh beberapa badan penggelar balapan.

Standar saat ini bernama SNELL 2015 untuk helm biasa dan SA2015 untuk helm balap.

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri diwajibkan memiliki logo SNI.

Standarisasi ini dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang memiliki acuan sendiri.

Tertuang dalam ketentuan SNI 1811-2007, dan amandemennya yakni SNI 1811-2007/Amd:2010, tentang Helm Pengendara Kendaran Roda Dua.

Standarisasi bertujuan menjamin mutu helm yang beredar di pasar. Mulai dari segi konstruksi helm, material, dan mutunya, yang berlaku untuk jenis helm open face atau full face.

Berikut standarisasi helm sesuai dengan SNI.

Baca Juga: Pilihan Helm yang Cocok yang Sesuai Motor, Biar Tampilan Makin Oke

1. Dibuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak berubah jika ditempatkan di ruang terbuka pada suhu 0 derajat Celsius sampai 55 derajat Celsius selama paling sedikit 4 jam dan tidak terpengaruh oleh radiasi ultra violet, serta harus tahan dari akibat pengaruh bensin, minyak, sabun, air, deterjen dan pembersih lainnya.

2. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu.

3. Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi kekuatan terhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat dari bersentuhan langsung dengan keringat, minyak dan lemak si pemakai.

- Terkait konstruksinya, helm harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan peredam benturan dan tali pengikat ke dagu.

2. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 mm diukur dari puncak helm ke bidang utama, yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian bawah dari dudukan bola mata.

3. Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah S (antara 500 mm– 540 mm, M (540 mm – 580 mm), L (580 mm – 620 mm), XL (lebih dari 620 mm).

4. Tempurung terbuat dari bahan yang keras, sama tebal dan homogen kemampuannya, tidak menyatu dengan pelindung muka dan mata serta tidak boleh mempunyai penguatan setempat.

5. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada permukaan bagian dalam tempurung, dengan tebal sekurang-kurangnya 10 mm dan jaring helm atau konstruksi lain yang berfungsi seperti jaring helm.

6. Tali pengikat dagu lebarnya minimal 20 mm dan harus benar-benar berfungsi sebagai pengikat helm ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi dengan penutup telinga dan tengkuk, Konstruksi helm half face yang sesuai SNI.

7. Tempurung tidak boleh ada tonjolan keluar yang tingginya melebihi 5 milimeter dari permukaan luar tempurung dan setiap tonjolan harus ditutupi dengan bahan lunak dan tidak boleh ada bagian tepi yang tajam.

8. Lebar sudut pandang sekeliling sekurang-kurangnya 105 derajat pada tiap sisi dan sudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45 derajat di bawah bidang utama.

9. Helm harus dilengkapi dengan pelindung telinga, penutup leher, pet yang bisa dipindahkan, tameng atau tutup dagu.

Baca Juga: Kurang Sadar Ada Kode SNI Snell DOT di Helm Motor, Apa Sih Artinya?

Penggunaan helm logo SNI juga telah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Selain undang-undang tersebut, diperkuat dengan Peraturan Menteri Perindustrian.

Dalam pasal 57 ayat (2) dan pasal 106 ayat (8) UU No 22 Tahun 2009 disebutkan, pengendara yang tidak mengenakan helm standar akan ditilang Rp 250.000 atau dikurung satu bulan.

Hal yang sama juga berlaku bagi penumpang yang dibonceng.

Jadi kalau brother tidak memakai helm yang ada kode SNI bisa ditilang loh.

Source : Kompas.com
Penulis : Erwan Hartawan
Editor : Aong


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular