Zulfikar, pengemudi ojek daring di kawasan Puri Indah Mall, Kembangan, Jakarta Barat, mengaku pernah mendapatkan penilaian rendah dari pelanggannya.
"Dulu pernah saya dikasih bintang 2, akhirnya sempat sepi orderan saya di hari itu," ucap Zulfikar.
Zulfikar mengungkapkan bahwa dirinya tidak sepenuhnya melakukan kesalahan ketika memberikan pelayanan ojek daring.
"Pas saya lihat keluhannya ternyata karena bungkusan makanannya sudah penyok," kata Zulfikar.
"Seharusnya dia komplain ke pihak restoran, artinya itu kan ada kesalahan di pihak resto bungkusan makanannya tidak bagus," imbuhnya.
Zulfikar berharap ada pembenahan dalam sistem bintang atau rating dari perusahaan jasa ojek daring. "Kalau bisa harus dicek lagi, betul enggak sepenuhnya salah ojek, harus benar-benar adil dalam penerapannya, jangan memberatkan salah satu pihak," ungkapnya.
Baca Juga: Dimaki-maki dan Dikasih Bintang 1, Driver Ojol Serbu Rumah Pelanggan di Cirebon
Sementara itu, terkait DKI Jakarta yang berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, Satrio mengatakan hal itu tidak begitu berpengaruh pada performa akunnya.
"Kalau saya cuma ambil orderan makanan, bukan penumpang. Alhamdulillah dari PPKM yang dulu tidak begitu terpengaruh, mungkin orang yang WFH (work from home) malah lebih sering pesan makanan lewat aplikasi," tutur Satrio.
Menurut Satrio, pada saat penerapan PPKM, penurunan pendapatan sangat begitu terasa oleh pengemudi ojek daring yang mengambil layanan pengantaran penumpang.
"Teman-teman yang lain khususnya yang narik penumpang mungkin berpengaruh, karena tidak ada anak sekolah dan karyawan yang kerja ya," jelas Satrio.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berharganya Bintang dari Pelanggan bagi Pengemudi Ojek Online: Orderan Langsung Sepi Saat Dapat Nilai 2"
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR