Karena mengandalkan perekatan batu, campuran aspal ini memiliki komposisi batu yang lebih banyak dibandingkan dengan komposisi aspal dan bahan lain.
Namun sayangnya, kerap terjadi pekerja proyek tidak memperhatikan jenis batu yang digunakan.
Purnomo menjelaskan, batuan untuk campuran aspal ini harus memiliki bentuk kubik, tidak pipih, tidak lunak dan tidak kotor.
“Karena (batunya) tidak dipilih makanya tidak keras dan kadang-kadang kotor. Begitu dicampur dengan aspal Performance Grade (PG) 82, itu bagus (batu tidak akan lepas). Bahkan, untuk mobil balap juga tidak akan ada masalah,” tambahnya.
Sejatinya, penggunaan batuan pipih atau dengan kondisi kotor masih diperbolehkan.
Tetapi khusus pada lapisan atau layer 5 sentimeter teratas, batu yang digunakan wajib sesuai dengan kriteria.
Sedangkan, ketebalan aspal yang dibutuhkan untuk sebuah sirkuit dengan keamanan dan keselamatan pembalap yang tinggi adalah sekitar 15-18 sentimeter.
Baca Juga: Sirkuit Mandalika Diaspal Ulang Jelang MotoGP Indonesia 2022, Target Kelar Tanggal Segini
Untuk informasi, Sirkuit Mandalika menggunakan tipe aspal PG 82 atau jenis aspal yang bisa bekerja hingga temperatur 82 derajat celcius dan tidak akan meleleh, sehingga tetap mampu mengikat batu.
Purnomo kembali menjelaskan, apabila masalah ini tidak segera diperbaiki, maka keselamatan pengendara menjadi taruhan.
Risiko kecelakaan pun bisa saja terjadi.
“Kalau digunakan oleh mobil bisa sampai terbalik mobilnya karena licin, terlebih saat di tikungan karena mereka akan ngerem dan akan ada gesekan ke samping yang tenaganya luar biasa besar,” tutup Purnomo.
Baca Juga: Netizen Jadi Salfok Lihat Motor Paddock Pertamina Mandalika SAG Team
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menilik Kualitas Pengaspalan Sirkuit Mandalika yang Dianggap Sekelas Jalan Perumahan BTN"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR