MOTOR Plus-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pernah riding tanpa helm pada Agustus 2019 lalu.
Menurut laporan The Moscow Times, Saat itu Putin menghadiri acara klub motor motor Night Wolves di Krimea.
Dalam video yang diunggah @dimsmirnov175, terlihat Putin mengendarai motor gede.
Ia tidak menggunakan helm saat berkendara.
Hal ini membuat dua orang menggugat Putin ke pihak berwenang.
Putin dianggap melanggar hukum Rusia karena tidak menggunakan helm.
Kemudian seorang pengacara Rusia meminta polisi lalu lintas Rusia cabang Sevastopol menilang dan mendenda Putin sebesar USD 15 atas pelanggaran itu.
Meskipun ini bukan jumlah yang besar, tapi hal ini berkaitan dengan prinsip.
Baca Juga: Punya Tampang Kayak Moge, Motor Listrik Ini Bakal Jadi Pengawal Presiden Vladimir Putin
На «Урале»: Владимир Путин приехал на байк-шоу под Севастополем pic.twitter.com/w1CQKXiflv
— Дмитрий Смирнов (@dimsmirnov175) August 10, 2019
Legislator regional Oleg Khomutinnikov mengirim keluhan serupa ke Kantor Kejaksaan Agung Rusia saat itu juga.
"Putin melanggar (hukum) lagi. Saya pikir itu menjadi tradisi yang buruk," tulis Khomutinnikov di Facebook dikutip dari Visordown.
Putin juga sebelumnya memicu kontroversi serupa pada 2018 lalu ketika dia direkam mengendarai truk dalam acara peresmian Jembatan Krimea tanpa sabuk pengaman.
Layanan Penjaga Federalnya menjelaskan bahwa jembatan itu belum secara resmi dibuka ketika dia melintasinya.
Saat ini Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali jadi perbincangan.
Ia memerintahkan operasi militer khusus ke Donbas.
"Republik Rakyat Donbas menyampaikan permintaan bantuan ke Rusia. Sehubungan dengan itu, saya membuat keputusan melancarkan operasi militer khusus," kata Putin.
Selain itum Putin melancarkan invasi adalah klaimnya untuk melindungi warga di Donbas yang selama ini menjadi target "pelecehan hingga genosida" dari pemerintah Ukraina selama delapan tahun terakhir.
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina, Motor Perang Rusia Ada Yang Dijual di Indonesia Untuk Umum
Donbas atau Donbass merupakan titik panas konflik berdarah antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia sejak Moskow mencaplok Crimea pada 2014 lalu.
"Dan untuk tujuan-tujuan itu, kami akan berusaha melakukan demiliterisasi dan mengadili mereka di Ukraina yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk warga negara Rusia," jelas Putin.
Source | : | Twitter,Visordown.com |
Penulis | : | Erwan Hartawan |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR