Sistem Pembayaran Beralih ke Digital, Mesin ATM Bakal Disuntik Mati?

Erwan Hartawan - Rabu, 2 Maret 2022 | 17:10 WIB
Tribunnews.com
Pembayaran beralih ke digital, Mesin ATM bakal disuntik mati?

MOTOR Plus-Online.com - Diera serba digital ini, setiap pembayaran pun ikut beralih.

Ditambah situasi pandemi covid-19 yang membuat masyarakat tidak bisa bergerak kemana-kemana.

Hal ini yang semakin membuat masyarakat beralih ke sistem cashless atau pembayaran tanpa uang tunai.

Sistem tersebut membuat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) makin kurang diminati

Perubahan masyrakat pun dibenarkan Gubernur BI Perry Warjiyo.

Ia menjelaskan masyarakat semakin mengurangi transaksi melalui ATM dan berpindah dengan transaksi online.

Artinya setiap transaksi ekonomi dan keuangan digital terus berkembang pesat di saat bersamaan penerimaan dan preferensi masyarakat juga terus meningkat.

"Dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking," kata Perry dikutip dari CNBC Indonesia.

Baca Juga: AstraPay Tawarkan Promo Cashback 100 Persen, Cicilan Motor Aman

Terbaru data bank sentral Januari 2022 menunjukan nilai transaksi uang elektronik tumbuh 66,65% secara tahunan mencapai Rp 34,6 triliun.

Sementara untuk nilai transaksi digital banking meningkat 62,82% secara tahunan menjadi 4.314,3 triliun.

Pada nilai transaksi pembayaran menggunakan ATM, kartu debet dan kartu kredit memang masih mengalami pertumbuhan.

Namun angkanya tidak sebesar transaksi digital.

"(transaksi ATM) tumbuh 14,39% yoy menjadi Rp 711,2 triliun," bebernya.

BI juga mencatat transaksi melalui QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat baik secara nominal maupun volume.

Angkatnya berkisar masing-masing 290% yoy dan 326% yoy.

"Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran serta menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran," kata Perry.

Baca Juga: Muncul Uang Koin Pecahan 75 Hitam Kombinasi Warna Emas, Bisa Dipakai Buat Belanja?

Ketua Perhimpunan Bank Nasinal (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan meningkatnya pembayaran digital merupakan ancaman besar ATM.

Apalagi meningkatnya transaksi pembayaran digital di Indonesia hanya butuh waktu enam tahun terakhir.

"Tantangan bank sekarang adalah bagaimana mempensiunkan model lama contohnya ATM," tegas Kartika.

"Bagaimana dengan masa depan ATM, apakah masih relevan?akankah dihapus ketika tidak ada lagi transaksi transaksi tunai area publik?" sambungnya.

Kartika ikut memantau pesatnya penggunaan pembayaran digital, perlu juga diperhatikan bisnis acquiring perbankan (kerja dengan dengan pedagang dalam memproses data alat Pembayaran Menggunakan Kartu yang diterbitkan oleh pihak lain).

Apalagi hampir semua bank memiliki bisnis acquiring dengan menggunakan POS (point of sales) dan EDC (electronic data capture).

Lalu apakah hal ini tetap menjadi keunggulan kompetitif atau ini menjadi komoditas.

"Konsumen sekarang yang paling diuntungkan dari perubahan ini karena 5 tahun lalu ada tiga jenis pembayaran, melalui transfer, kartu debit atau kartu kredit. Sekarang ada cara lain menggunakan dompet digital, aplikasi digital dan lainnya," terangnya.

Baca Juga: Bantuan Rp 1 Juta Dikirim Pemerintah Jelang Akhir Tahun 2021, Khusus Pemilik Rekening BRI, BTN, Mandiri Atau BNI

"Jadi bagi pengguna bisa memilih mana yang paling murah dan paling mudah digunakan dalam bertransaksi. Segmen yang berbeda memiliki preferensi berbeda," lanjut Kartika.

Source : CNBC
Penulis : Erwan Hartawan
Editor : Aong


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular