Untuk melakukan tugasnya, Rara menjadikan dupa sebagai medium yang menghubungkan dirinya dengan alam.
Rara juga selalu menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke tempat-tempat spiritual di wilayah tempatnya bertugas.
Seperti saat Tribunlombok.com melakukan wawancara dengannya di Pura Jagatnatha Mayura.
"Di mana ada tempat, di situ ada tradisi, makanya saya sowan dulu," ucapnya.
Selain dengan melakukan silaturahmi, Rara juga mengajak pawang hujan dari berbagai kelompok agama untuk melengkapi rangkaian ritualnya.
Kitir, merupakan salah satu orang yang turut membantu Rara dalam mengamankan cuaca agar tetap cerah.
"Kalau awan hitam sudah terlihat, itu harus segera dipindah," jelas Kitir.
Baca Juga: Fans Marc Marquez Pesan Satu Tribun Khusus di Sirkuit Mandalika Saat MotoGP Indonesia 2022
Pria yang memiliki profesi lain sebagai supir travel tersebut, mengaku membantu Rara menggunakan doa-doa Islam.
"Kemenyan, dupa, air, kayu bayar, dan surat-surat pendek seperti Al-fatihah, Al-ikhlas, dan Al-falaq," ungkapnya.
Dirinya berharap, dengan kerjasama yang dilakukan antar kelompok agama dan pawang hujan, gelaran pariwisata di Lombok dapat berjalan lancar dan aman.
Sementara Rara menjelaskan, kerjasama yang dilakukannya dengan pawang hujan dari kelompok agama lain merupakan wujud multikultural Indonesia.
"Konsep saya itu multikultural atau bisa dibilang akulturasi, ini juga wujud persatuan kita sebagai bangsa Indonesia," tutupnya.
Baca Juga: Nonton MotoGP Mandalika 2022 Langsung Ternyata Diwajibkan, Khusus Buat Orang Ini
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Sosok di Balik Suksesnya WSBK, MotoGP, hingga Kegiatan Presiden: Pawang Hujan Raden Roro
Source | : | TribunLombok.com |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR