Akibatnya, aspal di sejumlah titik Sirkuit Mandalika mengelupas dan dikeluhkan sejumlah pembalap MotoGP pada tes pramusim, 11-13 Februari lalu.
”Apa yang terjadi adalah ada weathered aggregate particles (istilah teknis untuk menyebut masalah pada agregat yang rusak) di permukaan trek dengan spesifikasi sebelumnya," ungkapnya.
"Itu seharusnya tidak ada di sana. Kemudian, weathered aggregate particles itu tidak cukup kuat dan remuk. Persentasenya cukup tinggi di bagian trek yang diaspal ulang," lanjut Waddel.
"Yang dikatakan oleh para pembalap ada lumpur dan kerikil (di lintasan) itu merupakan bagian dari agregat yang remuk dan terlepas,” jelasnya.
Maka, sejumlah pihak menyarankan pengaspalan ulang di sejumlah titik sirkuit itu demi faktor keamanan para pembalap.
”Sebelumnya, kami tidak bisa hadir di sini karena Covid. Jadi, kami memantau dari jauh. Kini, kami sudah tiga pekan di sini,” sebut Waddell yang merupakan Managing Director R3.
Setelah mengetahui masalah pada aspal di sebagian trek itu, mereka kemudian mengevaluasi material, merancang campuran aspal, menguji di lapangan, serta merencanakan pengaspalan ulang di area sepanjang 1,602 kilometer.
Baca Juga: Ride To Mandalika MotoGP 2022 Dimulai, Gak Cuma Touring Doang
Material agregat atau kerikil untuk lapisan aspal diputuskan memakai dari Lombok Timur, bukan dari Palu seperti sebelumnya.
”Kami tidak memilih agregat yang sama dari sumber sebelumnya. Itu yang terbaik yang bisa kami peroleh dan tidak memiliki weathered aggregate particles seperti sumber agregat sebelumnya,” ucapnya.
Namun, material itu masih memerlukan proses pembersihan dan pemilahan supaya sesuai dengan spesifikasi untuk lintasan balap yang levelnya paling tinggi di dunia.
”Karena tidak ada fasilitas pencucian agregat di Indonesia, jadi kami menggunakan asphalt mixing plant (AMP) untuk membersihkan dan memilih agregat hingga berukuran 10 milimeter," bilang Wadel.
"Itu yang kami gunakan untuk permukaan baru. Jadi, itu sama (dengan spesifikasi yang disyaratkan) dengan sumber agregat yang berbeda,” bebernya.
Waddell dan Woodward kemudian membuat sejumlah campuran berbeda dan diuji di lapangan untuk mendapatkan formula yang paling pas.
”Kami melakukan beberapa desain campuran dengan tiga variasi aspal yang berbeda, yang kita uji coba di sini, dan kemudian kami pilih yang terbaik dari yang ada,” pungkas Waddel.
Baca Juga: Jadwal Shuttle Bus Gratis Menuju Sirkuit Mandalika Untuk Penonton MotoGP Indonesia 2022
Source | : | kompas.id |
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR